Bolehkah kaum Muslimin Mengucapkan Selamat Natal?

Bolehkah kaum Muslimin Mengucapkan “Selamat Hari Natal”?
PENDAHULUAN
             Segala puji bagi Robb semesta alam yang telah menunjuki kita semua kepada cahaya Islam dan sekali-kali kita tak akan mendapat petunjuk jika Allah tidak memberi kita petunjuk, kita mohon kepada-Nya agar kita senantiasa di tetapkan di atas hidayah-Nya sampai akhir hayat sebagaimana difirmankan Allah Y :

]يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ [ (102) سورة آل عمران

 “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati kecuali dalam keadaan Islam ( surat Ali Imran : 102)
Dan semoga shalawat serta salam senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi kita, suri tauladan dan kekasih kita, Rasulullah r, yang telah diutus sebagai rahmat bagi alam semesta. Wa ba’du.

Nuansa Natal di negeri kita saat ini, makin terasa kemeriahannya. Mall-mall, toko-toko atau  pusat perbelanjaan, majalah, media cetak dan elektronikpun ikut menggelar event-event bertemakan natal. Semua itu untuk memeriahkan Hari Natal 25 Desember yang diyakini kaum Nasrani sebagai hari kelahiran Nabi Isa Alaihissalam atau Jesus (dalam istilah mereka) yang diklaim sebagai Tuhan atau anak Tuhan.
Dalam akidah Islam, Al-Masih Isa bin Maryam adalah Nabi dan Rasul Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia bukan anak Tuhan dan bukan Tuhan itu sendiri. Bahkan Allah Ta’ala telah membantah di banyak ayat-Nya terhadap tuduhan bahwa Dia menjadikan Isa sebagai putera-Nya,
وَأَنَّهُ تَعَالَى جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَلَا وَلَدًا
 “Dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak.” (QS. al-Jin: 3)
 بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنَّى يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُنْ لَهُ صَاحِبَةٌ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
 “Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-An’am: 101)
Sesungguhnya umat Kristiani telah berlaku lancang kepada Allah dengan menuduh-Nya telah mengangkat seorang hamba dan utusan-Nya sebagai anak-Nya yang mewarisi sifat-sifat-Nya. Karena ucapan mereka ini, hampir-hampir membuat langit dan bumi pecah karenanya.
Dan mereka berkata: ‘Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak’. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.” (QS. Maryam: 88-93)
Maka tidak mungkin seorang muslim yang mentauhidkan Allah akan ikut serta, mendukung, mengucapkan selamat atas perayaan Natal, dan bergembira dengan perayaan-perayaan hari raya tersebut yang jelas-jelas menghina Allah dengan terang-terangan. Keyakinan ini membatalkan peribadatan kepada Allah, karena ini adalah kesyirikan yang amat nyata.
Namun di tengah-tengah zaman penuh fitnah ini, prinsip akidah yang sudah tertera sejak 1400 tahun yang lalu mulai digoyang dan dianulir atas nama toleransi. Dengan dalih kerukunan antarumat beragama, sebagian umat Islam ikut-ikutan merayakan dan memeriahkan hari besar kufur dan syirik ini. Sebagian mereka dengan suka rela mengucapkan selamat kepada orang-orang kafir atas hari raya mereka yang berisi kekufuran dan kesyirikan terebut. Lebih tragis lagi, pembenaran saling mengucapkan selamat atas hari raya antar umat beragama dilontarkan oleh para tokoh intelektual Muslim. Tidak sedikit mereka yang bergelar Profesor dan Doktor. Sehingga mereka menganggap bahwa mengucapkan selamat natal kepada orang Nashrani tidaklah mengapa (alias ‘boleh-boleh saja’). Bahkan sebagian orang pintar tadi mengatakan bahwa hal ini diperintahkan atau dianjurkan.
Namun untuk mengetahui manakah yang benar, tentu saja kita harus merujuk pada Al Qur’an dan As-Sunnah juga pada ulama yang mumpuni, yang betul-betul memahami agama ini. Ajaran islam ini janganlah kita ambil dari sembarang orang, walaupun mungkin orang-orang yang diambil ilmunya tersebut dikatakan sebagai cendekiawan. Namun sayang seribu sayang, sumber orang-orang semacam ini kebanyakan merujuk pada perkataan orientalis barat yang ingin menghancurkan agama ini. Mereka berusaha mengutak-atik dalil atau perkataan para ulama yang sesuai dengan hawa nafsunya. Mereka bukan karena ingin mencari kebenaran dari Allah dan Rasul-Nya, namun sekedar mengikuti hawa nafsu. Jika sesuai dengan pikiran mereka yang sudah terkotori dengan paham orientalis, barulah mereka ambil. Namun jika tidak bersesuaian dengan hawa nafsu mereka, mereka akan tolak mentah-mentah.
Oleh karena itu, melalui tulisan kita akan mencoba melihat bagaimana tuntunan agama kita menyikapi hal ini, semoga dengan pembahasan ini, kita mendapat titik terang bagaimana sesungguhnya perkara yang satu ini, apakah diperbolehkan atau HARAM??? Ya Allah, tunjukilah kami kepada kebenaran dari berbagai jalan yang diperselisihkan –dengan izin-Mu-
DALIL-DALIL :
 Al-Quran

  1. 1.     Bahwa umat Islam tidak boleh mancampuradukkan agamanya dengan Aqidah dan peribadatan agama lain, berdasarkan :
    a. Surat al-Kafirun ayat 1-6 :

“Katakanlah hai orang – orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah pula menjadi penyembahan Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku.
b. Surat Al-Baqarah ayat 42:
وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“ Dan janganlah kamu campuradukkan yang berhak dengan yng bathil, dan jangan kamu sembunyikan yang hak itu, sedangkan kamu mengetahuinya.”

  1. 2.     Bahwa umat Islam harus mangakui kenabian dan kerasulan Isa Al Masih bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka kepada Nabi dan Rasul yang lain, berdasarkan ayat ;
    1. a.     Surat Maryam ayat 30-32 ;

“ Berkata Isa : sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Al Kitab ( Injil ) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan dia menjadikan aku seorang yang diberkahi dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku masih hidup ( dan Dia memerintahkan aku ) berbakti kepada ibuku (Maryam) dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.”

  1. b.   Surat Al maidah ayat 75 :

مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ كَانَا يَأْكُلانِ الطَّعَامَ انْظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الآيَاتِ ثُمَّ انْظُرْ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
“Al Masih putra Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul dan ibunya seorang yang sangat benar. Kedua – duanya biasa memakan makanan ( sebagai manusia ). Perhatikanla sebagaimana Kami menjelaskan kepada mereka ( Ahli Kitab ) tanda – tanda kekuasaan Kami) , kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling ( dari memperhatikan ayat – ayat Kami itu ),”

  1. Surat Al-Baqarah ayat 285 :

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ
 وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
“ Rasul ( Muhammad ) telah beriman kepada Al-Qur`an yang telah diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang –orang yang beriman kepada Allah, malaikat – malaikatNya, Kitab –kitabNya, dan Rasul – rasulNya ( mereka mengatakan ): kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun ( denagn yang lain ) dari Rasul – rasulNya dan mereka mengatakan : kami mendengar dan kami taat. (mereka berdo`a) ampunilah ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali. “

  1. 3.     Bahwa barang siapa berkenyakinan bahwa Tuhan itu lebih dari satu, Tuhan itu mempunyai anak dan Isa Al Masih itu anaknya, maka orang itu kafir dan musyrik, berdasarkan atas :
    1. Surat Al-Maidah ayat 72 :

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

“ Sesunguhnya telah kafir orang –orang yang berkata sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putra Maryam. Padahal Al Masih sendiri berkata : Hai bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu, Sesungguhnya orang yang mempersekutukan ( sesuatu dengan ) Allah, maka pasti Allah mangharamkan kepadnya sorga dan tempatnya ialah neraka, tidak adalah bagi orang zalim itu seorang penolongpun.”

  1.  Al Maidah ayat 73 :

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“ Sesungguhnya kafirlah orang –orang yang mengatakan : Bahwa Allah itu adalah salah satu dari yang tiga ( Tuhan itu ada tiga ), padahal tidak ada Tuhan selain Tuhan Yang Mah Esa. Jika mereka tidak berhanti dari apa yang mereka atakana itu, pasti orang – orang kafir itu akan disentuh siksaan yang pedih.”

Hadits

  1. Hadist Nabi  Shallallahu’alaihi wa Sallam dari Nu`man bin Basyir :

إنَّ الحَلالَ بَيِّنٌ وإنَّ الحَرَامَ بَيِّنٌ ، وبَينَهُما أُمُورٌ مُشتَبهاتٌ ، لا يَعْلَمُهنّ كثيرٌ مِن النَّاسِ ، فَمَن اتَّقى الشُّبهاتِ استبرأ لِدينِهِ وعِرضِه ، ومَنْ وَقَعَ في الشُّبُهاتِ وَقَعَ في الحَرَامِ ، كالرَّاعي يَرعَى حَوْلَ الحِمَى يُوشِكُ أنْ يَرتَعَ فيهِ ، ألا وإنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى ، ألا وإنَّ حِمَى اللهِ محارِمُهُ ، ألا وإنَّ في الجَسَدِ مُضغَةً إذا صلَحَتْ صلَحَ الجَسَدُ كلُّه ، وإذَا فَسَدَت فسَدَ الجَسَدُ كلُّه ، ألا وهِيَ القَلبُ

Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Diantara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya disekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati “. (H.R Bukhari dan Muslim)

  1. Hadist Nabi  Shallallahu’alaihi wa Sallam dari Abu Hurairah
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي الدَّرَاوَرْدِيَّ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلَا النَّصَارَى بِالسَّلَامِ فَإِذَا لَقِيتُمْ أَحَدَهُمْ فِي طَرِيقٍ فَاضْطَرُّوهُ إِلَى أَضْيَقِهِ.

Artinya : Menceritakan Qutaibah bin sa’id kepada kami, telah menceritakan kepada kami Abdul ‘Aziz Ad darawardi dari Suhail dari bapaknya  dari Abu Hurairah bahwa sanya Rasulullah saw bersabda “Janganlah kalian memulai mengucapkan salam terlebih dulu terhadap orang Yahudi dan Nasrani, kalau kalian berjumpa dengan mereka di jalan,  maka persempitlah jalanya”. (HR. Muslim no. 2167)

  1. Hadist Nabi  Shallallahu’alaihi wa Sallam dari Anas bin Malik
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسًا يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح و حَدَّثَنِي إِسْمَعِيلُ بْنُ سَالِمٍ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ عَنْ جَدِّهِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَقُولُوا وَعَلَيْكُمْ.

Artinya : Menceritakan Yahya bin Yahya, mengkhabarkan kepada kami Husyaim dari Ubaidillah bin Abu Bakar ia berkata aku mendengar Anas berkata, bersabda Rasulullah saw, Haun (tahwilu sanadain), menceritakan Ismail bin Salim kepada ku, Mentahditskan Husyaim kepada kami, mengkhabarkan kepada kami Ubaidillah bin Abu Bakar dari kakeknya Anas bin Malik bahwasanya Rasulallah saw bersabda “Apabila ahli kitab mengucapkan salam kepada kalian maka jawablah dengan kalimat wa’alaikum saja”. (HR. Al-Bukhari no. 6258 dan Muslim no. 2163)

Fatwa Ulama

  1. Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin rahimahullah, Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibnu ‘Utsaimin), 3/28-29, no. 404.
سئل فضيلة الشيخ: عن حكم تهنئة الكفار بعيد الكريسميس؟ وكيف نرد عليهم إذا هنؤونا  به؟ وهل يجوز الذهاب إلى أماكن الحفلات التي يقيمونها بهذه المناسبة؟ وهل يأثم الإنسان إذا فعل شيئاً مما ذكر بغير قصد؟ وإنما فعله إما مجاملة أو حياءً أو إحراجاً أو غير ذلك من الأسباب؟ وهل يجوز التشبه بهم في ذلك؟
 فأجاب فضيلته بقوله: تهنئة الكفار بعيد الكريسمس أو غيره من أعيادهم الدينية حرام بالاتفاق، كما نقل ذلك ابن القيم – رحمه الله – في كتابه “أحكام أهل الذمة”، حيث قال: “وأما التهنئة بشعائر الكفر المختصة به فحرام بالأتفاق، مثل أن يهنئهم بأعيادهم وصومهم، فيقول: عيد مبارك عليك، أو تهنأ بهذا العيد ونحوه فهذا إن سلم قائله من الكفر فهو من المحرمات وهو بمنزلة أن تهنئه بسجوده للصليب بل ذلك أعظم إثماً عند الله، وأشد مقتاً من التهنئة بشرب الخمر وقتل النفس، وارتكاب الفرج الحرام ونحوه. وكثير ممن لا قدر للدين عنده يقع في ذلك، ولا يدري قبح ما فعل، فمن هنأ عبداً بمعصية أو بدعة أو كفر فقد تعرض لمقت الله وسخطه”. انتهى كلامه – رحمه الله -.
وإنما كانت تهنئة الكفار بأعيادهم الدينية حراماً وبهذه المثابة التي ذكرها ابن القيم لأن فيها إقراراً لما هم عليه من شعائر الكفر، ورضا به لهم، وإن كان هو لا يرضى بهذا الكفر لنفسه، لكن يحرم على المسلم أن يرضى بشعائر الكفر أو يهنئ بها غيره، لأن الله تعالىلا يرضى بذلك، كما قال الله تعالى: ]إن تكفروا فإن الله غني عنكم ولا يرضى لعباده الكفر وإن تشكروا يرضه لكم[(1). وقال تعالى: ]اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام ديناً[(2). وتهنئتهم بذلك حرام سواء كانوا مشاركين للشخص في العمل أم لا.
وإذا هنؤونا بأعيادهم فإننا لا نجيبهم على ذلك، لأنها ليست بأعياد لنا، ولأنها أعياد لا يرضاها الله تعالى، لأنها إما مبتدعة في دينهم، وإما مشروعة،  لكن نسخت بدين الإسلام الذي بعث الله به محمداً، صلى الله عليه وسلم، إلى جميع الخلق، وقال فيه: ]ومن يبتغ غير الإسلام ديناً فلن يقبل منه وهو في الآخرة من الخاسرين[(3).
وإجابة المسلم دعوتهم بهذه المناسبة حرام، لأن هذا أعظم من تهنئتهم بها لما في ذلك من مشاركتهم فيها.
وكذلك يحرم على المسلمين التشبه بالكفار بإقامة الحفلات بهذه المناسبة، أو تبادل الهدايا أو توزيع الحلوى، أو أطباق الطعام، أو تعطيل الأعمال ونحو ذلك، لقول النبي، صلى الله عليه وسلم،: “من تشبه بقوم فهو منهم”. قال شيخ الإسلام ابن تيمية في كتابه: (اقتضاء الصراط المستقيم مخالفة أصحاب الجحيم): “مشابهتهم في بعض أعيادهم توجب سرور قلوبهم بما هم عليه من الباطل، وربما أطمعهم ذلك في انتهاز الفرص واستذلال الضعفاء”. انتهى كلامه – رحمه الله -.
ومن فعل شيئاً من ذلك فهو آثم سواء فعله مجاملة، أو تودداً، أو حياءً أو لغير ذلك من الأسباب، لأنه من المداهنة في دين الله، ومن أسباب تقوية نفوس الكفار وفخرهم بدينهم.
والله المسؤول أن يعز المسلمين بدينهم، ويرزقهم الثبات عليه، وينصرهم على أعدائهم، إنه قوي عزيز.

Beliau rahimahullah pernah ditanya,
Bagaimana hukum mengucapkan Selamat Natal kepada orang- orang Kafir?  bagaimana pula memberikan jawaban kepada mereka bila mereka mengucapkannya kepada kita?  Apakah boleh pergi ke tempat-tempat pesta yang mengadakan acara seperti ini?  Apakah seseorang berdosa, bila melakukan sesuatu dari yang disebutkan tadi tanpa sengaja (maksud yang sebenarnya) namun dia melakukannya hanya untuk berbasa-basi, malu, nggak enak perasaan atau sebab- sebab lainnya?  Apakah boleh menyerupai mereka di dalam hal itu?

Beliau rahimahullah menjawab :

Mengucapkan Selamat Natal atau perayaan keagamaan mereka lainnya kepada orang-orang Kafir adalah haram hukumnya menurut kesepakatan para ulama (ijma’). Hal ini sebagaimana dinukil dari Ibn al-Qayyim rahimahullah di dalam kitabnya “Ahkâm Ahl adz-Dzimmah”, beliau berkata,” Adapun mengucapkan selamat berkenaan dengan syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi mereka adalah haram menurut kesepakatan para ulama, seperti mengucapkan selamat terhadap Hari-Hari besar mereka dan puasa mereka, sembari mengucapkan,’Semoga Hari raya anda diberkahi’ atau anda yang diberikan ucapan selamat berkenaan dengan perayaan hari besarnya itu dan semisalnya.  Perbuatan ini, kalaupun orang yang mengucapkannya dapat lolos dari kekufuran, maka dia tidak akan lolos dari melakukan hal-hal yang diharamkan.  Ucapan semacam ini setara dengan ucapannya terhadap perbuatan sujud terhadap Salib bahkan lebih besar dari itu dosanya di sisi Allah. Dan itu lebih amat dimurkai dibanding memberikan selamat atas minum-minum khamar, membunuh jiwa, melakukan perzinaan dan sebagainya.  Banyak sekali orang yang tidak sedikitpun tersisa kadar keimanannya, yang terjatuh ke dalam hal itu sementara dia tidak sadar betapa buruk perbuatannya tersebut. Jadi, barangsiapa yang mengucapkan selamat kepada seorang hamba karena melakukan suatu maksiat, bid’ah atau kekufuran, maka berarti dia telah menghadapi kemurkaan Allah dan Kemarahan-Nya.”

Mengenai kenapa Ibn al-Qayyim sampai menyatakan bahwa mengucapkan selamat kepada orang-orang Kafir berkenaan dengan perayaan hari-hari besar keagamaan mereka haram dan posisinya demikian, karena hal itu mengandung persetujuan terhadap syi’ar-syi’ar kekufuran yang mereka lakukan dan meridhai hal itu dilakukan mereka sekalipun dirinya sendiri tidak rela terhadap kekufuran itu, akan tetapi adalah HARAM bagi seorang Muslim meridhai syi’ar-syi’ar kekufuran atau mengucapkan selamat kepada orang lain berkenaan dengannya, karena Allah Ta’ala tidak meridhai hal itu,sebagaimana dalam firman-Nya,

إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ

“Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu.”[Az-Zumar:7]

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku- cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu.”[Al- Ma‘idah :3] Jadi, mengucapkan selamat kepada mereka berkenaan dengan hal itu adalah haram, baik mereka itu rekan-rekan satu pekerjaan dengan seseorang (Muslim) ataupun tidak.

Bila mereka mengucapkan selamat berkenaan dengan hari-hari besar mereka kepada kita, maka kita tidak boleh menjawabnya karena hari-hari besar itu bukanlah hari-hari besar kita.  Juga karena ia adalah hari besar yang tidak diridhai Allah Ta’ala; baik disebabkan perbuatan mengada-ada ataupun disyari’atkan di dalam agama mereka, akan tetapi hal itu semua telah dihapus oleh Dienul Islam yang dengannya Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam diutus Allah kepada seluruh makhluk.  Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi.” [ Ali ‘Imran/3 :85]

Karena itu, hukum bagi seorang Muslim yang memenuhi undangan mereka berkenaan dengan hal itu adalah HARAM, karena lebih besar dosanya ketimbang mengucapkan selamat kepada mereka berkenaan dengannya.  Memenuhi undangan tersebut mengandung makna ikut berpartisipasi bersama mereka di dalamnya.Demikian pula, haram hukumnya bagi kaum Muslimin menyerupai orang-orang Kafir, seperti mengadakan pesta-pesta berkenaan dengan hari besar mereka tersebut, saling berbagi hadiah, membagi-bagikan manisan, hidangan makanan, meliburkan pekerjaan dan semisalnya.Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam, مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ  “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.”[ Hadits Riwayat Abu Daud).
Syaikhul Islam, Ibn Taimiyah berkata di dalam kitabnya Iqtidhâ‘ ash-Shirâth al-Mustaqîm, Mukhâlafah Ashhâb al-Jahîm.”Menyerupai mereka di dalam sebagian hari-hari besar mereka mengandung konsekuensi timbulnya rasa senang di hati mereka atas kebatilan yang mereka lakukan, dan barangkali hal itu membuat mereka antusias untuk mencari-cari kesempatan (dalam kesempitan) dan menghinakan kaum lemah (iman).” Dan barangsiapa yang melakukan sesuatu dari hal itu, maka dia telah berdosa, baik melakukannya karena basa-basi, ingin mendapatkan simpati, rasa malu atau sebab- sebab lainnya, karena ia termasuk bentuk peremehan terhadap Dienullah dan merupakan sebab hati orang-orang kafir menjadi kuat dan bangga terhadap agama mereka.
Kepada Allah kita memohon agar memuliakan kaum Muslimin dengan diennya, menganugerahkan kemantapan hati dan memberikan pertolongan kepada Muslimin terhadap musuh-musuh mereka, sesungguhnya Dia Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

 2.     Fatwa Lajnah Daimah li al-Buhuts al-Ilmiyah wal-Ifta
لا يجوز للمسلم تهنئة النصارى بأعيادهم لأن في ذالك تعاونا على الاثم وقد نهينا عنه, قال تعالى : ولا تعاونوا على الاثم والعدوان – سورة المائدة : كما أن فيه توددا اليهم وطلبا لمحبتهم واشعارا بالرضى عنهم وعن شعائرهم وهذا لا يجوز بل الواجب اظهارالعداوة لهم وتبين بغضهم لأنهم يحادون الله جل وعلا ويشركون معه غيره ويجعلون له ساحبة و ولدا.
فتاوى للجنة الدائمة للبحوث العلمية ولافتاء ( المجلد الثالث : 435 )

“ Tidak boleh seorang muslim memberi ucapan selamat kepada orang nasrani pada hari raya mereka karena sesungguhnya dalam perbuatan tersebut terdapat tolong-menolong dalam perbuatan dosa. Dan kita di larang dari perbuatan tersebut, Allah swt.berfirman :

ولا تعاونوا على الاثم والعدوان

Di dalamnya juga mengandung rasa cinta kepada mereka dan menuntut untuk mencintai mereka serta sebagai syiar dengan meridhai mereka dan syiar-syiar mereka. Ini semua tidak boleh bahkan yang paling wajib adalah menampakkan permusuhan terhadap mereka dan menjelaskan permusuhan terhadap mereka. Karena mereka memusuhi Allah jalla wa ala dan membuat sekutu kepada selain Allah. Mereka juga menjadikan bagi Allah wanita pendamping dan seorang anak.
(Fatwa Al Lajnah Ad Daimah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ (Komisi Tetap Urusan Riset dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi) .
 3. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)
 KEPUTUSAN KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG PERAYAAN NATAL BERSAMA

 Memperhatikan:

  1. Perayaan Natal Bersama pada akhir-akhir ini disalahartikan oleh sebagian ummat Islam dan disangka sama dengan ummat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw.
  2. Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam yang ikut dalam perayaan Natal dan bahkan duduk dalam kepanitiaan Natal.
  3. Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah merupakan Ibadah.

Menimbang:

  1. Ummat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas tentang Perayaan Natal Bersama.
  2. Ummat Islam agar tidak mencampur-adukkan Aqidah dan Ibadahnya dengan Aqidah dan Ibadah agama lain.
  3. Ummat Islam harus berusaha untuk menambah Iman dan Taqwanya kepada Allah Swt.
  4. Tanpa mengurangi usaha ummat Islam dalam Kerukunan Antar ummat Beragama di Indonesia.

Meneliti kembali:
Ajaran-ajaran agama Islam, antara lain:

  1. Bahwa ummat Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan ummat agama-agama lain dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan, berdasarkan atas: Al Hujarat: i3; Lukman:15; Mumtahanah: 8 *).
  2. Bahwa ummat Islam tidak boleh mencampur-adukkan aqidah dan peribadatan agamanya dengan aqidah dan peribadatan agama lain, berdasarkan Al Kafirun: 1-6; Al Baqarah: 42.*)
  3. Bahwa ummat Islam harus mengakui kenabian dan kerasulan Isa Al Masih bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka  kepada para Nabi yang lain, berdasarkan: Maryam: 30-32; Al Maidah:75; Al Baqarah: 285.*)
  4. Bahwa barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih daripada satu, Tuhan itu mempunyai anak dan Isa Al Masih itu anaknya, maka orang itu kafir dan musyrik, berdasarkan: Al Maidah:72-73; At Taubah:30.*)
  5. Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan menanyakan kepada Isa, apakah dia pada waktu di dunia menyuruh kaumnya, agar mereka mengakui Isa dan ibunya (Maryam) sebagai Tuhan.  Isa menjawab Tidak.  Hal itu berdasarkan atas Al Maidah: 116-118.*)
  6. Islam mengajarkan bahwa Allah Swt itu hanya satu, berdasarkan atas: Al Ikhlas 1-4.*)
  7. Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah Swt serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan, berdasarkan atas: hadits Nabi dari Numan bin Basyir (yang artinya): Sesungguhnya apa-apa yang halal itu telah jelas dan apa-apa yang haran itu pun telah jelas, akan tetapi di antara keduanya itu banyak yang syubhat (seperti halal, seperti haram ), kebanyakan orang tidak mengetahui yang syubhat itu.  Barang siapa memelihara diri dari yang syubhat itu, maka bersihlah Agamanya dan kehormatannya, tetapi barangsiapa jatuh pada yang syubhat maka berarti ia telah jatuh kepada yang haram, misalnya semacam orang yang menggembalakan binatang di sekitar daerah larangan maka mungkin sekali binatang itu makan di daerah larangan itu. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai larangan dan ketahuilah bahwa larangan Allah ialah apa-apa yang diharamkanNya (oleh karena itu yang haram jangan didekati).

Majelis Ulama Indonesia MEMFATWAKAN:

  1. Perayaan natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa As, akan tetapi natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas
  2. Mengikuti upacara natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram.
  3. Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah Swt dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan natal.

Jakarta, 1 Jumadil Awal 1401 H./ 7 Maret 1981
M. KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua (K.H.M. Syukri Ghozali),
Sekretaris (Drs. H. Masudi)

KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan :
Pertama,  Kita –kaum muslimin- diharamkan menghadiri perayaan orang kafir termasuk di dalamnya adalah perayaan Natal. Bahkan mengenai hal ini telah dinyatakan haram oleh Majelis Ulama Indonesia sebagaimana dapat dilihat dalam fatwa MUI yang dikeluarkan pada tanggal 7 Maret 1981.
Kedua,  Kaum muslimin juga diharamkan mengucapkan ‘selamat natal’ kepada orang Nashrani dan ini berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qoyyim. Jadi, cukup ijma’ kaum muslimin ini sebagai dalil terlarangnya hal ini. Yang menyelisihi ijma’ ini akan mendapat ancaman yang keras sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”(QS. An Nisa’ [4] : 115).
Jalan orang-orang mukmin inilah ijma’ (kesepakatan) mereka. Oleh karena itu, yang mengatakan bahwa Al Qur’an dan Hadits tidak melarang mengucapkan selamat hari raya pada orang kafir, maka ini pendapat yang keliru. Karena ijma’ kaum muslimin menunjukkan terlarangnya hal ini. Dan ijma’ adalah sumber hukum Islam, sama dengan Al Qur’an dan Al Hadits. Ijma’ juga wajib diikuti sebagaimana disebutkan dalam surat An Nisa ayat 115 di atas karena adanya ancaman kesesatan jika menyelisihinya.
Ketiga,  jika diberi ucapan selamat natal, tidak perlu kita jawab (balas) karena itu bukanlah hari raya kita dan hari raya mereka sama sekali tidak diridhoi oleh Allah Ta’ala.
Keempat, tidak diperbolehkan seorang muslim pergi ke tempat seorang pun dari orang-orang kafir untuk mengucapkan selamat hari raya.
Kelima, membantu orang Nashrani dalam merayakan Natal juga tidak diperbolehkan karena ini termasuk tolong menolong dalam berbuat dosa.
Keenam, diharamkan bagi kaum muslimin menyerupai orang kafir dengan mengadakan pesta natal, atau saling tukar kado (hadiah), atau membagi-bagikan permen atau makanan dalam rangka mengikuti orang kafir pada hari tersebut.

Demikianlah pembahasan ini. Semoga Allah selalu menunjuki kita ke jalan yang lurus dan menghindarkan kita dari berbagai penyimpangan. Hanya Allah-lah yang dapat memberi taufik.

Wallahu a’lam.
Wa shallallaahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad wa ‘alaa aalihii wa shahbihi wa sallam.
Disusun oleh : Al-Akh Deli Ibn Syafri Al-Bayangi
Rujukan :

  1. Al-Quran dan Terjemahannya, Departemen Agama, RI
  2. Kitab Hadits Shahih Bukhari, Maktabah Syamilah
  3. Kitab Hadits Shahih Muslim, Maktabah Syamilah
  4. Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibnu ‘Utsaimin), 3/28-29, no. 404.
  5. Fatwa Al Lajnah Ad Daimah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ (Komisi Tetap Urusan Riset dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi)
  6. Majalah As-Sunnah Edisi 06/Tahun XII/1429H/2008M
  7. http://muslim.or.id
  8. http://almanhaj.or.id
  9. http://rumaysho.com
  10. http://mui.or.id

    Sumber : http://dareliman.or.id/

Dipublikasi di Dakwah | Meninggalkan komentar

Radio Muslim Deli FM

Alhamdulillah telah hadir di blog Anda “RADIO MUSLIM DELI FM”
Radio Streaming Mahasiswa Muslim Kota Padang
“Menghadirkan kajian-kajian Islam dan Murattal Al-Quran”

===========================

===========================
Untuk menambahkan widget Radio Muslim Deli FM di blog Anda cukup dengan menambahkan script berikut ini :
Login ke blog kamu, lalu :
► click on Design Link
► Add A gadget
► Click ► HTML/JavaScript
► copy paste file di bawah ni ya
==================================================



     

Get the Flash Player to see this player.




var s1 = new SWFObject(“http://klikhost.com/jw/player2.swf”,”ply”,”200″,”20″,”0″,”#FFFFFF”);
s1.addParam(“allowfullscreen”,”false”);
s1.addParam(“allowscriptaccess”,”always”);
s1.addParam(“flashvars”,”file=http://184.173.187.9:39606/;stream.nsv&type=mp3&volume=100&autostart=true”);
s1.write(“container”);

Dengarkan di WINAMP

Streaming Player by :

<a href="http://u.klikhost.com/singleplaylist.php?ip=184.173.187.9&port=39606
&format=ASX”>
















by : Gema Paderi

===================================================
Daftar Situs Media Islam, TV dan Radio Streaming se-Nusantara :

Berikut adalah daftar radio dan televisi dakwah Islam yang ada di seluruh Nusantara. Sangat baik disimpan untuk catatan pribadi kita, terutama bagi mereka yang sering bepergian ke luar kota, sehingga tidak pernah absen dalam menuntut ilmu agama di manapun ia berada.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengokohkan dakwah yang penuh berkah ini di seluruh pelosok Nusantara…
Siaran TV Dakwah Ahlussunnah Waljamaah :

4. Yufid TV
5. Salwa TV 

Radio Online :

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Agama ini akan meluas (ke penjuru dunia) seluas malam dan siang. Allah tidak akan meninggalkan satu rumahpun di desa maupun kota kecuali Allah memasukkan agama ini ke dalamnya, dengan kemulian atau kehinaan yang sangat, kemuliaan yang Allah memuliakan Islam dengannya dan kehinaan yang Allah hinakan kekufuran dengannya.”
[HR. Ahmad (4/103), At-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabir (1/126), Ibnu Mandah dalam Al-Iman (1/102) Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (4/430-431) dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya (1631, 1632). Lihat As-Shahihah no. 3 dan Tahdzir Sajid hal. 118 oleh Al-Albani)]
PULAU SUMATERA
1. Kajian Online Medan – Prov. Sumatera Utara
(www.KajianOnlineMedan.com)
(Live streaming: www.Live.KajianOnlineMedan.com)
(Jadwal siaran: www.KajianOnlineMedan.com/2010/06/agar-tidak-kehilangan-manfaat-yang.html)
Pemateri live:
+ Ustadz Abu Ihsan al-Atsari
+ Ustadz Abu Umair
+ Ustadz al-Bukhori
+ Ustadz Ali Nur
+ Ustadz Nurdin
2. RADIO PASAMAN [FM 101.9 MHz]  Prov. Sumatera Barat
Note : Radio Pasaman FM,diawal berdirinya merupakan radio berformat musik, budaya dan tradisi …Alhamdulillah atas hidayah yang Allah Ta’ala berikan,tepat pada hari kamis 5 februari 2009,  format acara berubah menjadi radio dakwah dan diwakafkan untuk kepentingan dakwah Islam…. Setelah berubahnya format acara ternyata antusias dari masyarakat begitu tinggi untuk mendapatkan tausiyah dan nasehat dalam setiap kajian yang disiarkan oleh radio pasaman FM, hal ini merupakan sebuah kabar gembira bagi mereka yang bersemangat dalam mencari jalan kebaikan terhadap pahala dan keberkahan atas harta-harta mereka. Lihat selengkapnya : http://www.radiorodja.com/info/pengembangan-radio-dakwah-pasaman-fm-101-9-mhz/
3. RADIO RAY FM [95.1 MHz]  Prov. Sumatera BaratLive Streaming : http://dareliman.or.id/
Pemateri Live :
Ustadz Muhammad Elvi Syam, Lc. Ma
+ Ustadz Faisal Abdurrahman, Lc
+ Ustadz Ade Agustian, Lc
+ Ustadz Zulasri Rusli
4. RADIO MUSLIM DELI FM Kota Padang Prov. Sumatera Barat Live Streaming : http://rm-delifm.blogspot.com/
Pemateri  :
Ustadz Muhammad Elvi Syam, Lc. Ma
+ Ustadz Faisal Abdurrahman, Lc
+ Ustadz Ade Agustian, Lc
+ Ustadz Zulasri Rusli
+ Ustadz Abu Azzam Abdul Halim, Lc. Ma
5. RADIO HIDAYAH [FM 103.4] – Kota Pekanbaru, Prov. Riau
Pengasuh:
+ Ustadz Abu Zubair Al-Hawari, Lc.
+ Ustadz Maududi Abdullah, Lc.
6. RADIO HANG [FM 106] – Kota Batam, Prov. Riau

PULAU JAWA

7. AN-NASH RADIO – DKI Jakarta
(Live streaming: www.AnNashRadio.com)
(Jadwal siaran: www.AnNashRadio.com/index.php?mod=content&act=static&id=5)
Pembimbing:
+ Ustadz Abu Utsman Ali Basuki, Lc.
+ Ustadz Abdul Barr Kaisenda
+ Ustadz Ayub bin Abu Ayub

8. RADIO SHOHABAT [AM 9009 KHz] – Kota Bandung, Prov. Jawa Barat

Pembina:
+ Ustadz Abu Hamzah Yusuf al-Atsari
+ Ustadz Abu Ibrohim Muhammad Mundzir
+ Ustadz Abu Marwan
+ Ustadz Abu Yasir
+ Ustadz Ahmad Niza

9. RADIO AN-NAJIYAH [FM 107.9] – Bandung Timur, Prov. Jawa Barat

Note : Alhamdulillah kini telah hadir radio dakwah dan tilawah Annajiyah fm yang berlokasi di Komplek Ponpes Annajiyah, Griya Cempaka Arum belakang Polda Jabar Bandung. Karena minimnya dana yang ada untuk sementara radio ini masih berupa radio komunitas sehingga baru dapat ditangkap siarannya sekitar griya cempaka Arum. Mulai hari Selasa kemaren, radio ini telah mengudara dengan frekuensi 107,9 fm. Selengkapnya : http://wahonot.wordpress.com/2008/12/17/launching-radio-dakwah-annajiyah-fm/

10. RADIO DAR EL-SALAM – Kota Bekasi, Prov. Jawa Barat

(Live streaming: www.Radio.DaarElSalam.org)
Pemateri live:

+ Ustadz Abu al-Mundzir Jafar Salih al-Jakarti
+ Ustadz Abu Muawiah Hammad bin Amir al-Atsari
+ Ustadz Abu Zakaria Rishky Ariesta al-Makassari
+ Ustadz Imam Arif, Lc.

11. RADIO RODJA [AM 756 KHz] – Kab. Bogor, Prov. Jawa Barat

Website www.radiorodja.com
Live streaming
http://www.radiorodja.com/live-streaming/
Siaran via Satelit
 http://www.radiorodja.com/siaran-radio-rodja-via-satelit/
Siaran Via HP FLEXY
 : Ketik *55*210756 ( Tarif Rp. 5,- menit=> Berarti 1 Jam hanya 300 rupiah )
Pembina:

+ Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.

Pemateri live:
+ Syaikh Prof. Dr. Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin al-Badr
+ Ustadz Abu Abdil Muhsin as-Soronji, M.A.
+ Ustadz Abu Qotadah
+ Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc.
+ Ustadz Mahfudz Umri, Lc.

12. RADIO AS-SUNNAH [FM 92.3] – Kota Cirebon, Prov. Jawa Barat

Pemateri:
+ Ustadz Muhammad Thoharo, Lc.
+ Ustadz Tata Abdul Ghoni
[Dengarkan via Flexi Radio (Rp 5,-/menit = Rp 300,-/jam): *55*320923]

13. RADIO MEDIS [FM 107.8 MHz] – Kab. Karawang, Prov. Jawa Barat

(MedisFM.wordpress.com)
(Live streaming: www.MedisFM.wordpress.com/live-streaming)
(Jadwal siaran: www.MedisFM.wordpress.com/program)

14. RADIO SYIAR SUNNAH [AM 981 KHz] – Kab. Bantul, DI Yogyakarta

Penasehat:
+ Ustadz Nashr Abdul Karim, Lc.

15. RADIO MUSLIM [FM 107.8] – Kab. Sleman, DI Yogyakarta

Pengasuh :
+ Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal
16. RADIO NURUSSUNNAH [FM 107.7] – Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah
Pemateri live:
+ Ustadz Ariffin
+ Ustadz Arya Wijaya
+ Ustadz Faqih
+ Ustadz Haris Budiatna
+ Ustadz Nursidin
+ Ustadz Subkhi
+ Ustadz Teguh
[Dengarkan via Flexi Radio (Rp 5,-/menit = Rp 300,-/jam): *55*411077]

17. RADIO MUTIARA SUNNAH [FM 90.1] – Kab. Magelang, Prov. Jawa Tengah

18. RADIO BAHANA AS-SUNNAH ( Radio Bass FM ) [FM 99.9] –Kota Salatiga, Prov. Jawa Tengah
19. RADIO SUARA QURAN [FM 94.4] – Kab. Sukoharjo, Prov. Jawa Tengah
20. RADIO SAHABAT [107.9] – Kab. Tegal, Prov. Jawa Tengah
21. RADIO SUARA AL IMAN [AM 900 KHz] – Kota Surabaya, Prov. Jawa Timur
Pemateri live:
+ Ustadz Abdurrahman Hadi, Lc.
+ Ustadz Ali Basher
+ Ustadz Arif
+ Ustadz Chusnul Yakin, M.Pd.I.
+ Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc.
+ Ustadz Imam Wahyudi, Lc.
+ Ustadz Mubarak Bamualim, Lc. M.H.I.
+ Ustadz Sulhan Jauhari, Lc.
[Dengarkan via Flexi Radio (Rp 5,-/menit = Rp 300,-/jam): *55*510900]

22. RADIO AR-ROYYAN [FM 107.2] – Kab. Gresik, Prov. Jawa Timur

Pengasuh:
+ Ustadz Abu Ubaidah Yusuf as-Sidawi
+ Ustadz Ahmad Sabiq
+ Ustadz Aunur Rofiq Ghufron

23. RADIO IHYA AS-SUNNAH [FM 107.2] – Kota Madura, Prov. Jawa Timur 

24. RADIO IDZAATUL KHOIR – Kab. Ponorogo, Prov. Jawa Timur

PULAU SULAWESI

25. Radio AN-NASHIHAH – Kota Makassar, Prov. Sulawesi Selatan
26. RADIO MUADZ [FM 94.3] – Kota Kendari, Prov. Sulawesi Tenggara
Pembimbing:
+ Ustadz Abu Amira, Lc.
+ Ustadz Abu Qudamah, Lc.
27. RADIO AL BAYAN
Alamat Website http://
28. RADIO NGAJI ONLINE
29. RADIO TELAGA HATI
Alamat Website http://abuzubair.net/
Alamat Streaming http://abuzubair.sytes.net:8020/

Untuk menambahkan widget Radio Sunnah di atas blog Anda cukup dengan menambahkan script berikut ini :
Login ke blog kamu, lalu :
► click on Design Link
► Add A gadget
► Click ► HTML/JavaScript
► copy paste file di bawah ni ya
==========================================


==========================================
Semoga Bermanfaat…

Dipublikasi di Dakwah | Meninggalkan komentar

WAHAI KAUM MUSLIMIN!!! BERHATI-HATILAH TERHADAP SYI’AH

Dipublikasi di Dakwah | Meninggalkan komentar

Laptop-laptop yang Bisa di Install OS LINUX

Hardware yang cocok di linux Versi Ayo Belajar Linux
Oleh Agus Purnomo, North Gemini, dan 17 lainnya di AYO BELAJAR LINUX
(http://www.facebook.com/groups/ayobelajarlinux/)

Axioo

  • laptop AXIOO Neon MNA bisa menjalankan BlankOn keterangan semua berjalan dengan baik.
  • laptop AXIOO Neon HNW bisa menjalankan BlankOn Rote keterangan semua berjalan dengan baik.
  • Axioo TSJ semua device terdeteksi dengan baik termasuk wifi.

Toshiba

  • TOSHIBA Satellite C640. bisa menjalankan Deepin 11.12.1 (All Detect), Semua gak Ada masalah di Hardware.
  • TOSHIBA Satellite C640, distro ubuntu 11.04-11.10, xubuntu 11.10, lubuntu 11.10, kubuntu 11.04, opensuse 12.1, backtrack 4-5, debian 6, blankon 7, IGN 7 – 7.1RC2, slackware 12.37, slax 6.1.2, porteus 1.0, pclinuxos 2012.xx, fedora 15-16, puppy linux 4.3.1-5.2.0, Sabily 11.04 Semua lancar tanpa ada kendala sama sekali.
  • Toshiba Satellite L740 bisa menjalankan Slackware, Linux Mint 11, Ubuntu, 10 (All Version), Ubuntu 11,04, Fedora 15 dan 16. untuk di Ubuntu 11.04 menyisakan masalah pada sound. tidak bisa mendeteksi antara sound dari speaker laptop dan headset. di fedora 15 masi spt itu juga. untungnya di fedora 16 lancar2 aja tanpa masalah.
  • Laptop = Toshiba L740, OS = Fedora 16 32 bit GNOME, Modem = Huawei E156G, result = 100% working (network manager OK, Mobile Partner for Linux OK)

Acer

  • Laptop/notebook Acer Aspire 4732 Z – mulus digunakan pada Linux Ubuntu dari versi 11.04 hingga 11.10 (tdk perlu install driver VGA, efek Compiz mulus, dan wireless tdk ada masalah).
  • Laptop Acer Aspire 4741- tidak dapat mengatur brightness, untuk lainnya tidak ada masalah.
  • Laptop Acer Aspire 4750 – tidak dapat mengatur brightness, tapi dengan sedikit pengaturan. brightnessnya bisa berfungsi kembali
  • Laptop Acer 4739 – semua berjalan sempurna, kecuali tidak bisa meredupkan cahaya sampai habis.
  • Netbook Acer Aspire One Happy, – berjalan sempurna dengan linux mint dan semua Desktop Environment. Compiz jaya

Dell

  • Laptop Dell 1440 -mulus digunakan pada Linux Ubuntu dari versi 11.10 (tdk perlu install driver VGA, efek Compiz mulus, dan wireless tdk ada masalah).

Modem

  • ZTE AC2726i TESTED At BlankOn.
  • ZTE AC682 smartfren,Huawei E161,Huawei E167 AHA lancar di opensuse,slax,ubuntu,linuxmint,backtrack, slackware, kubuntu, blankon, IGOS Nusantara, debian, PCLinusOS, porteus.
  • Huawei ec1260-2 jalan lancar dengan wvdial, network manager atau BAM Huawei.
  • Modem abal-abal fullspeed cdma 8920 kartu sma****en klop dengan linuxmint julia (maverick) pakai sihir sudo eject /dev/bla bla bla 😀
  • Modem Sierra Wireless HSUPA 885.
  • Sierra 875U Lancar.
  • Modem HUAWEI E153 (Deepin 11.12.1) – No Problem.
  • Sierra Wireless 885 At & t (modem GSM, mendukung 3G, HSDPA, dan speed maksimal 7,2 Mbps). Mulus ketika digunakan pada distro Fedora, openSUSE, serta Linux berbasis Debian & Ubuntu – misalnya Zorin OS, BodhiLinux, Ultimate Edition, NetRunner, Kubuntu, Lubuntu, Xubuntu, Linux Mint, dan Ubuntu itu sendiri (pengalaman pribadi).
  • PROLINK PCM 100 versi 2 (putih) & versi 3 (biru) Lancar jaya. putih bisa pake ztemet ui tpi sayang biru masih belum

HP Compaq 435

  • OS Slackware Linux from 13.37 to -Current, KDE 4.7.x – 4.8.x
  • Sedikit konfigurasi untuk mengubah urutan index kontrol audio dari aslinya HDMI adalah kontrol pertama menjadi Analog sebagai kontrol pertama (my own KDE bug fix)
  • Semua perangkat berjalan normal termasuk webcam, kontrol daya, tombol2 fungsi tambahan (Fn), double finger scrolling (horizontal/vertical)

ACER ASPIRE 4741

  • Itel Core i5-430M Processor (2.26GHz, 3MB L3 cache)
  • Intel HD Graphics
  • 2 GB Memory
  • DVD-Super Multi
  • Bluetooth
  • Multi-in-1 Card reader
  • Webcam
  • Desktop 3D dan Compiz fusion jalan dengan normal
  • NOTE: Denagan OS PCLinuxOS semua harware terdeteksi dan bisa di gunakan dengan lancar tapa install software/driver, pokoknya install langsung jreng siap pake
  • OS yang pernah dicoba:
  1. UBUNTU (kurang begitu support)
  2. KUBUNTU (kurang begitu support)
  3. PCLinuxOS KDE 2011 Full Version (support)
  4. PCLinuxOS KDE 2012 Full Version (support)
  5. PCLinuxOS KDE 2011 Full Monty (support)

ASUS Eee PC X101/X101H*

  • Intel Atom N435 1,6 GHz (Intel x86 Cedar Trail)/N455 1,6 GHz*
  • Intel HD Graphics
  • 10.1″ LED Backlit LCD WSVGA
  • 1 GB DDR3-SODIMM RAM (upgradeable to 2 GB)
  • 8 GB SSD SATA/8 GB SSD SATA + 320 GB HDD SATA*
  • 0,3 MP Webcam Camera
  • WLAN 802.11 b/g/n @ 2.4 GHz
  • Bluetooth v2.0, 2x USB 2.0, MicroSD Card Slot, 3.5″ Jack Audio

OS Support :MeeGo 1.1 (upgradeable to 1.2 Harmattan)/Windows 7 Starter*
Note : Semua Hardware Kompatibel dilengkapi Driver bawaan MeeGo dan beberapa bawaan ASUS dan afiliator

ACER Travelmate 6292

  • Supported Distro: Backtrack 3 (slax), Backtrack 4 – 5 R2 (ubuntu)
  • Hardware support:
  1. VGA: Intel GMA X3100 berfungsi langsung out of the box tanpa perlu install driver tambahan. bisa berjalan di native resolution 1280×800
  2. Wireless: Intel Corporation PRO/Wireless 4965 AG or AGN berfungsi secara normal dan support packet injection out of the box tanpa harus install dan patch driver compat-wireless yang terbaru. support monitor mode.supported software: aircrack-ng suite, aireplay-ng, airmon-ng, airdrop-ng, mdk3, airpwn, dll.
  3. Bluetooth fully supported
  4. CD/DVD Writer fully supported
  5. MMC/SD card reader fully supported
  6. Front audio jack i/o normal.
  7. internal mic fully suported
  8. Acer cristal eye webcam fully supported
  9. PCMCIA Express slot bekerja secara normal

  • Supported Distro: Ubuntu from 9.04 – 12.04
  • Hardware support:
  1. VGA Intel GMA X3100 berfungsi langsung tanpa perlu install driver tambahan. bisa jalan di native resolution 1280×768. support direct rendering. openGL 2.1untuk Compiz lancar jaya. tapi untuk animasi yang agak mencolok seperti burning window dan desktop cube agak berat. desktop compositing metacity, emerald, compiz lancar jaya.
  2. Wireless: Intel Corporation PRO/Wireless 4965 AG or AGN berfungsi secara normal. terbaca di network-manager. untuk injection support harus compile dan patch driver compat-wireless terbaru.
  3. Bluetooth fully supported
  4. CD/DVD Writer fully supported
  5. MMC/SD card reader fully supported
  6. Front audio jack i/o normal.
  7. internal mic fully suported
  8. Acer cristal eye webcam fully supported
  9. PCMCIA Express slot bekerja secara normal

Toshiba M645 Premiere Series

  • Os = Kubuntu 11.11
  • result –> smua hardware berjalan baik, termasuk vga nvidianya. Yang tidak aktif adalah backlight keyboardnya.
  • printer = Canon MP287
  • result –> Drivernya udah otomatis ada. Tapi waktu diklik print, printer appletnya tidak menunjukkan tanda-tanda ada dokumen pending. Entah kemana sinyal printnya.

Lenovo G460-4059

  • Ubuntu 10.10, 11.04, 11.10 berjalan dengan baik
  • openSUSE 11.3 berjalan dengan baik
  • Fedora 16 berjalan dengan baik
  • BlankOn 7 berjalan dengan baik
  • Backtrack 5 berjalan dengan baik

ACER Aspire One 722

  • Semua Ubuntu dan turunannya (mint, pearOS, BlankOn, BackTrack, dll)dengan kernel 3 dan di atasnya
  • OpenSuse 12.1
  • Fedora 17 tapi di Fedora 16 tidak bisa mendeteksi wireles
  • JoliOS tidak bisa mendeteksi monitor dengan baik karena menggunakan kernel 3 ke bawah

Komponen Hardware KompatibelProsesor

  • Intel Core i-series 3rd Edition (Ivy Bridge)Permasalahan pada driver Intel GMA HD/Intel HD 2500 dan 4000 jika disandingkan VGA Add-ons nVIDIA maupun AMD. Grafis menjadi blank pada Ubuntu 12.04 Desktop AMD64

  • AMD FX 8 Cores/6 Cores/4 CoresBerjalan baik pada :1.  Ubuntu 12.04 Desktop AMD642.  Fedora 17 AMD64
  • AMD APU Series AMD A/C/E/ZBerjalan baik pada :1.  Ubuntu 12.04 Desktop AMD64Catatan : Ada permasalahan saat menggunakan Hybrid CrossFireX, mungkin saat ini telah diperbaiki melalui driver Catalyst terbaru.
Dipublikasi di Linux | Meninggalkan komentar

Polemik Seputar Hukum Lagu dan Musik, Benarkah Musik itu Haram??

Dipublikasi di Dakwah | Meninggalkan komentar

BACAAN بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DALAM SHALAT, Dikeraskan apa Dilirihkan??

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه ‏‏.‏‏.‏ أما بعد:‏
Rasulullah صلى الله عليه وسلم memerintahkan kepada kita agar mengikuti dan mencontoh beliau dalam seluruh amalan shalat kita. Beliau صلى الله عليه وسلم mengatakan:
(صلوا كما رأيتموني أصلي (رواه البخارى
Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat”(HR.Bukhari).
Lalu bagaimana kita bisa mengikuti dan mencontoh shalat beliau? Tentu kita yang berada

pada zaman sekarang ini, tidak akan mungkin bisa mencontoh dan mengikuti shalat beliau kecuali melalui perantaraan para sahabat beliau رضى الله عنهم yang mana mereka diajarkan langsung oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم , Kemudian mereka mengkhabarkan kepada orang-orang yang setelahnya melalui hadits-hadits yang diriwayatkan dari mereka. Dan terus menerus hadits-hadits tersebut diriwayatkan dan disampaikan kepada orang-orang yang setelahnya hingga sampai kepada kita. Sehingga orang-orang yang tidak pernah bertemu dengan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dapat mengetahui tata cara shalat beliau dan dapat melaksanakan shalat seperti apa yang telah dicontohkan oleh beliau صلى الله عليه وسلم .

Sebagaimana ibadah yang lain, maka shalat memiliki rukun dan syarat yang wajib dipenuhi bagi orang yang ingin mengerjakannya. Dan diantara rukun shalat yang tidak akan sah shalat seseorang tanpanya adalah membaca Surat Al-Fatihah, sebagaimana perkataan Rasulullah صلى الله عليه وسلم :
(لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ (رواه البخارى
Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Fathihatul Kitab (surat Al Fatihah)”
Telah kita ketahui bersama bahwasanya bismillah” termasuk bagian dari tujuh ayat surat Al Fatihah yang wajib juga dibaca ketika shalat dan tidak akan sah shalat seseorang yang tidak membacanya. Akan tetapi yang menjadi permasalahan, apakah membacanya dengan jahr (mengeraskannya) atau dengan sirr- (memelankannya)?
Sesungguhnya telah banyak riwayat yang menceritakan tentang permasalahan ini (jahr atau siir??), yang terdapat di dalam hadits-hadits yang shahih yang diriwayatkan dari mereka رضى الله عنهم sebagaimana yang diajarkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم, Dan hadits-hadits yang menceritakan tentang yang demikian cukup banyak diriwayatkan di dalam shahihain (Bukhari, Muslim) dan selainnya. 
 
Hadits-Hadits Shahih
  1. Imam Bukhari, dalam Shahihnya “Sifat Shalat”, Bab “Apa Yang diucapkan Setelah Takbir” :
    عَنْ أَنَسِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ كَانُوا يَفْتَتِحُونَ الصَّلَاةَ بِ{ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
    Dari Anas bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم ,dan Abu Bakar, dan Umar mereka membuka bacaan shalat mereka dengan الحمدلله الرب العالمين “. [HR. Bukhari]
  2. Imam Tirmidzi, dalam Sunannya Hadits ke – 246 :
    عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ يَفْتَتِحُونَ الْقِرَاءَةَ بِالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
    Dari Anas dia mengatakan adalah Rasulullah dan Abu Bakar dan Umar dan Utsman mereka membuka bacaan shalat mereka dengan الحمدلله الرب العالمين “. [HR. Tirmidzi:246]
  3. Imam Muslim, dalam Shahihnya “Kitab Shalat”, Bab “Dalil Tidak menjahrkan Bacaan Basmalah” :
     
    عَنْ أَنَسٍ أيضا قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ فَلَمْ أَسْمَعْ أَحَدًا مِنْهُمْ يَقْرَأُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
    Dari Anas juga dia mengatakan : “Aku pernah shalat bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم , Abu Bakar, Umar dan Utsman, maka aku tidak pernah mendengar seorang dari mereka membaca بسم الله الرحمن الرحيم “. [HR. MUSLIM : 50-399]
    Dalam riwayat lain :
    صَلَّيْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَكَانُوا يَسْتَفْتِحُونَ الصَّلَاةَ بِ الْحَمْد لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا يَذْكُرُونَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ فِي أَوَّلِ قِرَاءَةٍ وَلَا فِي آخِرِهَا
    Aku shalat di belakang nabi صلى الله عليه وسلم , Abu Bakar, Umar, dan Utsman رضى الله عنهم , maka mereka membuka bacaan shalat dengan الحمدلله الرب العالمين , tanpa menyebutkan بسم الله الرحمن الرحيم baik di awal bacaan atau di akhirnya”. [HR. MUSLIM : 52-399]
  1. Imam An Nasa’i, dalam Sunan-nya hadits ke-907 : 
     
    عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يُسْمِعْنَا قِرَاءَةَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, وَصَلَّى بِنَا أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ فَلَمْ نَسْمَعْهَا مِنْهُمَا
    Dari Anas bin Malik dia mengatakan: “Shalat bersama kami Rasulullah صلى الله عليه وسلم  maka beliau tidak memperdengarkan kepada kami bacaan بسم الله الرحمن الرحيم , dan shalat bersama kami Abu Bakar dan Umar maka kami tidak mendengarnya dari keduanya” [H.R An-Nasai no. 907]
    Dari jalur periwayatan yang lain :
    صَلَّيْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَلَمْ أَسْمَعْ أَحَدًا مِنْهُمْ يَجْهَرُ بِ{ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
    Aku pernah shalat di belakang Rasulullah صلى الله عليه وسلم , Abu Bakar , Umar dan Utsman رضى الله عنهم , maka aku tidak pernah mendengar salah seorang dari mereka menjahrkan بسم الله الرحمن الرحيم “
  2. Imam Ahmad (3/264), dan At Thahawi (1/119) dan Ad Daruqutni (119), mereka mengatakan padanya:
    فَكَانُوا لَا يَجْهَرُونَ بِ{ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
    “…maka mereka tidak menjahrkan بسم الله الرحمن الرحيم “
  3. Dan meriwayatkan Ibnu Hibban dalam “Shahih” nya :
    ويجهرون بـ ( الحمد لله رب العالمين…
    “… Dan mereka menjahrkan الحمدلله الرب العالمين  “
  4. Dan dalam lafaz Abu Ya’la Al Mushili dalam “Musnad” nya:
    فكانوا يستفتحون القراءة فيما يجهر به بالحمدلله الرب العالمين
    Maka mereka membuka bacaan yang dijahrkan dengan الحمدلله الرب العالمين
  5. Dan dalam lafaz Thabrani dalam “MU’JAM” nya dan Abu Nu’aim dalam “AL HILYAH”, dan Ibnu Khuzaimah dalam “SHAHIH” nya dan At Thahawi dalam “SYARAH MA’ANI ATSAR” :
    وكانوا يسرون ببسم الله الرحمن الرحيم
    “… Dan mereka mensirr-kan بسم الله الرحمن الرحيم ”.
Dan hadits-hadits yang menjelaskan bacaan Basmalah di”jahr”kan sebagai berikut :
  1. Dari Nu’aim bin Abdullah al-Mujmir, ia berkata:
كُنْتُ وَرَاءَ أَبِي هُرَيْرَةَ ، فَقَرَأَ : بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ، ثُمَّ قَرَأَ بِأُمِّ الْقُرْآنِ حَتَّى بَلَغَ {وَلا الضَّالِّينَ} قَالَ : آمِينَ ، وَقَالَ: النَّاسُ آمِينَ ، وَيَقُولُ كُلَّمَا سَجَدَ: الله أَكْبَرُ ، وَإِذَا قَامَ مِنَ الْجُلُوسِ قَالَ: الله أَكْبَرُ ، وَيَقُولُ إِذَا سَلَّمَ: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لأَشْبَهُكُمْ صَلاَةً بِرَسُولِ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم. (رواه النسائي)
Aku shalat berada di belakang Abu Hurairah, beliau membaca bismillahirrahmanirrahim, lalu membaca ummul qur’an sampai pada ayat walaadldlaalliin dan membaca amin, kemudian orang-orang juga mengikutinya membaca amin. Beliau ketika akan sujud membaca; Allahu Akbar dan ketika bangun dari duduk membaca; Allahu Akbar. Setelah salam beliau berkata: “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya aku adalah orang yang shalatnya paling menyerupai Rasulullah di antara kalian.” [H.R. al-Nasa’i]
Hadits di atas diriwayatkan oleh Imam al-Nasa’i dan telah dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan al-Hakim. Al-Hakim mengatakan bahwa keshahihan hadits tersebut berdasarkan syarat yang telah ditetapkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.
  1. Imam al-Daruquthni juga meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah:
    أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَانَ إِذَا قَرَأَ وَهُوَ يَؤُمُّ النَّاسَ اِفْتَتَحَ الصَّلَاةَ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. (رواه الدارقطني
    “Sesungguhnya Nabi SAW ketika membaca (fatihah), sedangkan beliau mengimami para shahabat, memulai shalat dengan membaca bismillahirrahmaanirrahiim.” [H.R. al-Daruquthni]. Imam Daruquthni mengatakan bahwa semua perawi hadits tersebut adalah tsiqat.
Dari paparan hadits di atas, dapat kita lihat seolah-olah hadits yang bersumber dari Nu’aim bin Abdullah al-Mujmir dan Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhuma bertentangan dengan hadits yang bersumber dari shahabat Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu. Agar kita tidak bingung, ada baiknya kita kita lihat dan perhatikan bagaimana pandangan para ulama dalam menyikapi hal ini :
Pandangan Imam Madzhab :
Soal kewajiban membaca basmalah, para ulama berbeda pendapat. Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad berpendapat bacaan itu disyari’atkan di dalam shalat. Imam Malik berpendapat, bacaan itu tidak disyari’atkan untuk dibaca dalam shalat wajib, baik dengan pelan maupun keras. Abu Hanifah, Syafi’i dan Ahmad berselisih tentang hukum membacanya.  Imam Abu Hanifah dan Ahmad berpendapat membacanya adalah sunnah, bukan wajib, karena basmalah bukan bagian dari Al-Fatihah –tapi ayat tersendiri dalam Al-Quran. Imam Syafi’i berpendapat, membacanya adalah wajib. Berikut penjelasannya :
  1. Basmalah menurut Mazhab Hanafi (Imam Abu Hanifah)
    Mazhab Hanafi berpendapat bahwa Basmalah bukan merupakan bagian dari Al Fatihah. Adapun membaca Basmalah pada Al Fatihah ketika shalat hukumnya sunnah dan dibaca secara sirr (samar).
ليست البسملة آية من الفاتحة ولا من غيرها من السور إلا من سورة النمل في أثنائها ، لحديث أنس رضي الله تعالى عنه قال: «صليت مع رسول الله صلّى الله عليه وسلم وأبي بكر وعمر وعثمان رضي ا لله عنهم، فلم أسمع أحداً منهم يقرأ بسم ا لله الرحمن الرحيم». لكن يقرأ المنفرد بسم الله الرحمن الرحيم مع الفاتحة في كل ركعة سراً، كما أنه يسر بالتأمين، فالتسمية والتأمين يسر بهما القارئ. أما الإمام فلا يقرأ البسملة ولا يسر بها لئلا يقع السر بين جهرين، قال ابن مسعود: «أربع يخفيهن الإمام: التعوذ، والتسمية، والتأمين، والتحميد»
“Basmalah bukanlah ayat dari Al Fatihah dan bukan pula ayat dari surat-surat yang lain kecuali di tengah-tengah surat An-Naml. Berdasarkan hadits dari Sayyidina Anas -radhiyAllahu ‘anhu-: “Saya shalat bersama Rasulullah -shallAllahu ‘alayh wa aalih wa sallam-, Abu Bakar, Umar, dan Utsman -radhiyAllahu ‘anhum-, maka aku tidak mendengar satu pun dari mereka membaca Bismillahirrahmanirrahim” (HR Muslim dan Ahmad). Akan tetapi orang yang shalat munfarid (sendiri) membaca Bismillahirrahmanirrahim pada Al Fatihah di setiap rakaat secara samar, sebagaimana menyamarkan pula pada Ta’min (membaca ‘aaamiiin’), maka pembaca membaca Basmalah dan Ta’min secara samar. Adapun Imam maka tidak membaca Basmalah dan tidak menyamarkan bacaannya supaya tidak menyamarkan di antara dua jahr. Ibnu Mas’ud berkata: “Empat hal yang Imam meringankan bacaannya: ta’awudz, tasmiyah (Basmalah), ta’min, dan tahmid (bacaan: Robbana lakal hamdu)”  (Fiqh Islami wa Adillatuhu II/22).
فكان أبو حنيفة وأصحابه يقولون بقراءتها فى الصلاة سرا، لا يرون الجهر بها لامام ولا لمنفرد، بعد الاستفادة وقبل فاتحة الكتاب تبركا بها فى الركعة الأولى كالتعوذ، باتفاق الروايات عن أبى حنيفة، وذلك مسنون فى المشهور عند أهل المذهب.
“Adapun Imam Abu Hanifah dan para ulama’ mazhabnya berkata tentang membaca Basmalah di dalam shalat secara samar. Mereka tidak meriwayatkan membaca Basmalah secara keras bagi Imam maupun bagi orang yang shalat sendirian. (Basmalah dibaca) setelah istifadah dan sebelum Al Fatihah untuk mencari berkah dengannya di dalam rakaat pertama seperti halnya ta’awudz menurut kesepakatan riwayat-riwayat dari Imam Abu Hanifah. Membaca Basmalah disunnahkan menurut pendapat yang masyhur di kalangan ulama’ mazhab Hanafi. (Al-Fiqh Al-Islami I/17).
  1. Basmalah menurut Mazhab Maliki (Imam Malik bin Anas)
    Menurut Mazhab Maliki, Basmalah bukan ayat dari Al Fatihah dan tidak disunnahkan membacanya di dalam shalat baik keras maupun samar. Adapun membacanya maka hukumnya makruh.
    وليست البسملة عند المالكية آية من الفاتحة، فلا يقرؤها في الصلاة المكتوبة، جهراً كانت أو سراً، لا في الفاتحة، ولا في غيرها من السور.
    “Dan menurut Mazhab Maliki, Basmalah bukan ayat dari Al Fatihah. Maka tidak dibaca pada shalat maktubah (shalat lima waktu) baik keras maupun samar, tidak pula dibaca pada Al Fatihah dan pada surat-surat lain”. (Fiqh Islami wa Adillatuhu II/30).
    المالكية قالوا : يكره الإتيان بالتسمية في الصلاة المفروضة سواء كانت سرية أو جهرية الا إذا نوى المصلي الخروج من الخلاف فيكون الإتيان بها أول الفاتحة سرا مندوبا والجهر بها مكروه في هذه الحالة أما في صلاة النافلة فإنه يجوز للمصلي أن يأتي بالتسمية عند قراءة الفاتحة
    “Ulama’ Mazhab Maliki berkata: Makruh hukumnya membaca Basmalah di dalam shalat fardhu baik dibaca secara keras maupun samar, kecuali jika si mushalli (orang yang shalat) berniat untuk keluar dari khilaf (perbedaan pendapat) ulama’, maka dia membaca Basmalah di awal surat Al Fatihah secara samar yang hukumnya sunnah, atau dibaca keras yang hukumnya makruh pada tingkah ini. Adapun pada shalat sunnah maka boleh bagi mushalli untuk membaca Basmalah ketika membaca Al Fatihah”. (Fiqh ‘ala Madzahib Arba’ah I/301).
  1. Basmalah menurut Mazhab Syafi’i (Imam Muhammad bin Idris As-Syafi’i)
Menurut Mazhab Syafi’i, Basmalah merupakan bagian dari ayat surat Al Fatihah sehingga wajib dibaca ketika shalat. Dan dibaca dengan keras ketika menjadi Imam shalat berjama’ah.
والبسملة عند الشافعية آية من الفاتحة، لما رواه البخاري في تاريخه أنه صلّى الله عليه وسلم عدّ الفاتحة سبع آيات، وعدّ: بسم ا لله الرحمن الرحيم آية منها. وروى الدارقطني عن أبي هريرة أنه صلّى الله عليه وسلم قال: «إذا قرأتم الحمد لله ، فاقرؤوا بسم ا لله الرحمن الرحيم، إنها أم القرآن، وأم الكتاب، والسبع المثاني، وبسم ا لله الرحمن الرحيم إحدى آياتها» (1) ، ولأن الصحابة رضي ا لله عنهم أثبتوها فيما جمعوا من القرآن، فيدل على أنها آية منها.
“Adapun menurut Mazhab Syafi’i, Basmalah merupakan ayat dari Al Fatihah. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam kitab Tarikh-nya bahwa sesungguhnya Rasulullah -shallAllahu ‘alaih wa aalih wa sallam- menghitung Al Fatihah sebanyak tujuh ayat dan menghitung ‘Bismillahirrahmanirrahim’ sebagai salah satu ayat daripadanya. Dan diriwayatkan oleh Imam Ad-Daruquthni dari Abi Hurairah bahwa sesungguhnya Rasulullah -shallAllahu ‘alaih wa aalih wa sallam- bersabda: “Jika kalian membaca ‘Alhamdulillah’, maka bacalah ‘Bismillahirrahmanirrahim’. Sesungghnya itu adalah Ummul Quran, Ummul Kitab, dan Sab’ul Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang). Dan ‘Bismillahirrahmanirrahim’ salah satu ayat daripadanya”. (1) Dan karena sesungguhnya para sahabat -radhiyAllahu ‘anhum- menetapkan ‘Bismillahirrahmanirrahim’ ke dalam pengumpulan Al Quran, maka hal itu menunjukkan bahwa sesungguhnya ‘Bismillahirrahmanirrahim’ adalah ayat daripadanya.”
Dalam riwayat lain :
أخبرنا أبو طاهر نا أبو بكر نا محمد بن عبد الله بن عبد الحكم أخبرنا أبي و شعيب – يعني ابن الليث – قالا أخبرنا الليث نا خالد ح وحدثنا محمد بن يحيى نا سعيد بن أبي مريم أخبرنا الليث حدثني خالد بن يزيد عن بن أبي هلال عن نعيم المجمر قال : صليت وراء أبي هريرة فقرأ بسم الله الرحمن الرحيم ثم قرأ بأم القرآن حتى بلغ ولا الضالين فقال : آمين وقال الناس : آمين ويقول كلما سجد : الله أكبر وإذا قام من الجلوس قال : الله أكبر ويقول إذا سلم : والذي نفسي بيده إني لأشبهكم صلاة برسول الله صلى الله عليه و سلم جميعها لفظا واحدا
“Menceritakan kepadaku Abu Thahir, menceritakan kepadaku Abu Bakar, menceritakan kepadaku Muhammad bin Abdulloh bin Abdul Hakam, menceritakan kepadaku ayahku dan Syu’aib -yaitu Ibnu Laits- mereka berdua berkata: menceritakan kepadaku Al-Laits, menceritakan kepadaku Khalid, menceritakan kepadaku Muhammad bin Yahya, menceritakan kepadaku Sa’id bin Abi Maryam, menceritakan kepadaku Al-Laits, menceritakan kepadaku Khalid bin Yazid, dari Abi Hilal, dari Nu’aim Al-Majmar berkata: “Aku shalat di belakang Abu Hurairah maka beliau membaca ‘Bismillahirrahmanirrahim’ kemudian membaca Ummul Kitab sampai ‘wa laddhoolliin’, kemudian beliau berkata ‘aamiin’, dan jama’ah berkata ‘aamiin’. Beliau berkata ketika hendak sujud ‘Allahu Akbar’, dan ketika bangun dari duduk ‘Allahu Akbar’. Dan beliau berkata ketika usai salam: ‘Demi Dzat yang jiwaku ada di genggaman-Nya! Sesungguhnya aku telah mencontohkan kepada kalian shalat bersama Rasulullah -shallAllahu ‘alaih wa aalih wa sallam- secara keseluruhan’ dengan satu lafadz.” (Shahih Ibnu Khuzaimah, hadits nomor 499, I/251).
  1. Basmalah menurut Mazhab Hambali (Imam Ahmad bin Hambal)
Menurut Mazhab Hambali, Basmalah merupakan ayat dari Al Fatihah. Adapun cara membacanya adalah dengan samar.
وقال الحنابلة: البسملة آية من الفاتحة يجب قراءتها في الصلاة، لكن يقرأ بها سراً، ولا يجهر بها.
Berkata ulama Mazhab Hambali: Basmalah merupakan ayat dari Al Fatihah dan wajib membacanya di dalam shalat, tapi dibaca secara samar, dan tidak dikeraskan atas bacaannya. (Fiqh Islami wa Adillatuhu II/30).
Penjelasan Ulama’ :
  1. Imam Ibnu Katsir mengatakan : “…para ulama sepakat menyatakan sah orang yang mengeraskan bacaan basmalah maupun yang melirihkannya…” (Tafsir Al-Qur’an Al ‘Azhim)
  2. Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kadang-kadang mengeraskan bacaan bismillaahirrohmaanirrohiim  dan yang lebih sering adalah tidak mengeraskannya.” (Zadul Ma’ad 1/99)
  3. Syaikh Abdullah bin Shalih Alu Bassam رحمه الله : “Menyebutkan Anas bin Malik رضى الله عنه bahwasanya dia bersamaan lamanya bersahabat dengan nabi صلى الله عليه وسلم  dan senantiasanya menyertai beliau dan juga para khulafa’ Ar Rasidhin, tidak pernah beliau mendengar salah seorang dari mereka membaca (menjahrkan) بسم الله الرحمن الرحيم di dalam shalat baik di awal bacaan maupun di akhirnya, dan hanya saja mereka membuka shalat dengan الحمدلله الرب العالمين”.
  4. Syaikh Albani رحمه الله  dalam “TAMAMUL MINNAH” : “Dan yang benar bahwasanya tidak ada tentang menjahrkan bismillah hadits yang tegas menyatakan demikian yang shahih, bahkan yang shahih dari beliau صلى الله عليه وسلم mensirr-kannya dari hadits Anas, dan aku telah mendapatkan baginya sepuluh jalan yang aku sebutkan di dalam takhrij “SIFAT SHALAT NABI صلى الله عليه وسلم ” yang kebanyakannya shahih sanadnya, dan pada sebahagian lafaznya menegaskan bahwasanya beliau صلى الله عليه وسلم tidak pernah menjahrkannya, dan sanadnya shahih berdasarkan syarat Muslim, dan ini merupakan mazhab jumhur fuqaha’ dan kebanyakan ulama hadits dan dialah yang benar yang tidak ada keraguan padanya”.
Demikianlah beberapa penjelasan tentang polemik bacaan Basmalah dalam Shahlat Jahr. Namun perlu kita catat adalah bahwa dalam persoalan ini, “Siir” atau “Jahr” terdapat perselisihan di antara para ulama, ada yang mengatakan dibaca dengan “jahr” dan ada pula yang mengatakan dibaca dengan “Siir” berdasarkan penjelasan diatas. Namun, agar kita lebih-lebih hati-hati dan tidak sampai terjerumus dalam perpecahan dan saling menyalahkan, maka ada baiknya kita simak kembali penjelasan Al-Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya “Al-Quranul Azhim”, mengatakan “…para ulama sepakat menyatakan sah orang yang mengeraskan bacaan basmalah maupun yang melirihkannya…”
Ya Allah dengan izin-Mu, berilah kami petunjuk kepada kebenaran atas semua perkara yang dipersilisihkan. Amin Ya Mujibbas Sa’ilin. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Disusun oleh : Abu Fara Deli Ibnu Syafri Al-Bayangi
Referensi :
  1. Kitab Hadits Shahih Bukhari
  2. Kitab Hadits Shahih Muslim
  3. Kitab Hadits Sunan An-Nasa’i
  4. Kitab Hadits Sunan At-Tirmidzi
  5. Kitab Shahih Ibnu Khuzaimah
  6. Kitab Musnad Imam Ahmad
  7. Kitab Shahih Ibnu Hibban
  8. Kitab “Tafsir Al-Quranul Azhim” oleh Al-Imam Ibnu Katsir
  9. Kitab “Zaadul Maad” oleh Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah
  10. Kitab “Fathul Baari” oleh Al-Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani
  11. Kitab “Tamamul Minnah” oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
  12. Kitab “Taisirul ‘Allam Syarah ‘Umdatul Ahkam” oleh Syaikh Abdullah ibnu Abdurrahman ibnu Shalih Alu Bassam
  13. kitab “Fiqh Islami wa Adilatuhu” karya Syaikh Wahbah Az Zuhaily
Dipublikasi di Dakwah | Meninggalkan komentar

Tamasya Ke Taman Surga Jilid 3

Insya Allah, akForsil UNAND [Forum Studi Islam Ilmiah Universitas Andalas] akan kembali mengadakan:

Dauroh Syar’iyyah dan Tabligh Akbar
“TAMASYA KE TAMAN SURGA 3”
Kota Padang, 13 , 14 dan 15 Juli 2012
Pemateri :Ustadz Hizbul Majid
(Alumnus Darul Hadits Yaman,Da’i Kota Bontang Kalimantan Timur)

Kitab Ad-Daa’ Wa ad-Dawa’
(Karya ulama besar al-Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah rahimahullah)
Hari/Tgl :

  • Jumat, 13 Juli 2012 Pukul 08.00 – 17.00 WIB
  • Sabtu, 14 Juli 2012 Pukul 08:00 – 17.00 WIB

Tempat : Masjid Nurul Islam (Jln. Surabaya, Komplek Asratek, Ulak Karang, Padang)

Tabligh Akbar “Mendulang Pahala di Bulan Ramadhan”
Hari/Tgl : Ahad, 15 Juli 2012
Pukul 08.00 – 12.00WIB
Tempat : Masjid Istiqamah Pertigaan Lampu Merah Sawahan
Dipublikasi di Dakwah | Meninggalkan komentar

Tabligh Akbar Anak Nagari!!!

TABLIGH AKBAR BEKAL-BEKAL MENYAMBUT BULAN RAMADHAN
“BALIMAU, Boleh gak ya??”

Puji dan syukur kita persembahkan kehadirat Allah Subhaanahu wa Ta ‘alaa yang senantiasa melimpahkan rahmah dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang merupakan suri tauladan bagi umat Islam. Amma ba’du.
Tidak henti-hentinya kita bersyukur kepada Allah Ta`ala yang telah menanamkan ke dalam hati kita dan hati orang tua kita nikmat yang sangat besar, yakni nikmat Islam. Islam merupakan satu-satunya agama yang benar, agama yang diridhoi oleh Allah Ta`ala, agama yang sempurna dan agama yang memberikan jaminan keselamatan bagi setiap makhluk dan alam semesta. Sebagaimana Fiman Allah Ta`ala :
…..إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
Sesungguhnya agama yang diridhoi di sisi Allah hanyalah islam”(Q.S. Ali-Imran : 19)
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“… pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu dan telah Aku cukupkan nimat-Ku bagimu dan telah aku ridhoi islam sebagai agamamu…” (Q.S. Al-maidah : 3)
Wujud dari rasa syukur tersebut adalah bangga dengan islam dan mau beribadah kepada Allah Ta`ala. Salah satu ibadah yang tidak lama lagi dilaksanakan oleh umat Islam adalah ibadah puasa. Ibadah yang diperintahkan oleh Allah Subhanallahu wa Ta’ala dalam firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa.” (Al-Baqarah: 183)
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil).” (Al-Baqarah: 185)
Hal ini juga ditegaskan juga oleh hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam :
1.     Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 
“Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dalam keadaan iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhari no. 1901 dan Muslim no. 1778)
2.     Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Telah datang pada kalian Ramadhan bulan yang diberkahi. Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan atas kalian untuk puasa di bulan ini. Pada bulan Ramadhan dibuka pintu-pintu langit dan ditutup pintu-pintu neraka serta dibelenggu setan-setan yang sangat jahat. Pada bulan ini Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang diharamkan untuk mendapatkan kebaikan malam itu maka sungguh ia telah diharamkan.” (HR. Ahmad, 2/385, An-Nasa`i no. 2106)
3.     Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 “Shalat lima waktu, Jum’at ke Jum’at berikutnya dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya adalah penghapus dosa di antara keduanya, apabila dijauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim no. 549)
Dari ayat-ayat al-Quran dan Hadist di atas menjelaskan kepada kita akan pentingnya ibadah tersebut bagi umat Islam. Apalagi sebentar lagi ramadhan akan datang, Semua lapisan masyarakat muslim menyambut datangnya bulan penuh berkah ini dengan segala kegembiraan, dan suka cita. Wajah-wajah mereka ceria karena kerinduan yang mendalam ingin bertemu dengan “Bulan Ramadhan” ; ingin mengisi hari-hari berkah ini dengan amal sholeh, baik itu berupa sholat tarawih, membaca Al-Quran, bersedakah, berdzikir, membantu kaum muslimin, memberi makan para fakir-miskin, menyiapkan buka puasa, dan sebagainya. sehingga syi’ar-syi’ar Islam semakin tampak dan terus menampakkan kemajuannya di tengah-tengah kamum muslimin.
Namun sangat disayangkan, di negeri kita saat ini berkembang sebuah tradisi sebagai bentuk semangatnya kaum muslimin dalam menyambut bulan ramadhan. Seperti “Tradisi Balimau”, yang sangat akrab di masyarakat kita, khususnya Kecamatan Bayang. Setiap muda-mudi pergi melaksanakannya, karena ingin menyambut bulan Ramadhan, namun ternyata kebanyakan kaum muslimin tidak mengetahui bahwa tradisi tersebut telah menyelisihi syariat. Bukan malah menyambut bulan ramadhan dengan berbersih hati dan diri. Akan tetapi, malah disambut dengan perbuatan dosa dan maksiat, seperti berkumpulnya muda-mudi di tempat pemandian yang dapat menimbulkan fitnah dan dosa. Oleh karena itu sangat dibutuhkan suatu pedoman bagi kaum muslimin dan memberi tahu mereka akan bahaya perbuatan tersebut yang dapat merusak amal ibadah puasa kita.
Oleh karena itu “IKATAN MAHASISWA BAYANG (IMABAY)” tergerak untuk mengangkat acara “Tabligh Akbar Bekal-bekal Menyambut Bulan Ramadhan, BALIMAU!! Boleh gak ya??”. Mudah-mudahan upaya kita ini diridhoi Allah Ta`ala. Amiin.
Tema kegiatan       :   Bekal-bekal Menyambut Bulan Ramadhan, BALIMAU!!   Boleh gak yaa??
Bentuk Kegiatan    :  Ceramah disertai Tanya Jawab
Pemateri                  :  Ustadz Zul Asli Rusli (Alumni LIPIA Jakarta – Cab. Universitas Ibnu   Su’ud, Saudi Arabia)
Tempat                    :  Mesjid Raya Al-Munawwarah Kapelgam, Kec. Bayang Kab. Pesisir Selatan, Sumatera Barat
Hari/Tanggal           :  Ahad/ 15 Juli 2012
Waktu                      :  13.00-16.00 WIB
Bayang, 8 Juli 2012
Panitia Pelaksana Tabligh Akbar
Dipublikasi di Dakwah | Meninggalkan komentar

Sungguh Betapa Kita Masih Sangat Jauh Dalam Hal "Birrul Walidain"!!! Berbakti pada Ayah dan Ibu

Allah yang Maha Bijaksana telah mewajibkan setiap anak untuk berbakti kepada orang tuanya. Bahkan perintah untuk berbuat baik kepada orang tua dalam Al Qur’an digandengkan dengan perintah untuk bertauhid sebagaimana firman-Nya, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah

kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (Al Isro’: 23)

Arti Penting dan Kedudukan Berbakti Pada Orang Tua
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu amal sholih yang mulia bahkan disebutkan berkali-kali dalam Al Quran tentang keutamaan berbakti pada orang tua. Alloh Ta’ala berfirman: “Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak.” (An Nisa: 36). Di dalam ayat ini perintah berbakti kepada dua orang tua disandingkan dengan amal yang paling utama yaitu tauhid, maka ini menunjukkan bahwa amal ini pun sangat utama di sisi Alloh ‘Azza wa Jalla. Begitu besarnya martabat mereka dipandang dari kacamata syari’at. Nabi mengutamakan bakti mereka atas jihad fi sabilillah, Ibnu Mas’ud berkata: “Aku pernah bertanya kepada Rosululloh, ‘Amalan apakah yang paling dicintai Alloh?’ Beliau menjawab, ‘mendirikan sholat pada waktunya,’ Aku bertanya kembali, ‘Kemudian apa?’ Jawab Beliau, ‘berbakti kepada orang tua,’ lanjut Beliau. Aku bertanya lagi, ‘Kemudian?’ Beliau menjawab, ‘Jihad di jalan Alloh.’” (HR. Al Bukhori no. 5970). Demikian agungnya kedudukan berbakti pada orang tua, bahkan di atas jihad fi sabililllah, padahal jihad memiliki keutamaan yang sangat besar pula.
Ancaman Durhaka Kepada Orang Tua
Wahai saudaraku, Rosululloh menghubungkan kedurhakaan kepada kedua orang tua dengan berbuat syirik kepada Alloh. Dalam hadits Abi Bakrah, beliau bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan dosa yang paling besar ?” para sahabat menjawab, “Tentu.” Nabi bersabda, “(Yaitu) berbuat syirik, duraka kepada kedua orang tua.” (HR. Al Bukhori)
Membuat menangis orang tua juga terhitung sebagaa perbuatan durhaka, tangisan mereka berarti terkoyaknya hati, oleh polah tingkah sang anak. Ibnu ‘Umar menegaskan: “Tangisan kedua orang tua termasuk kedurhakaan yang besar.” (HR. Bukhari, Adabul Mufrod hlm 31. Lihat Silsilah Al Ahaadits Ash Shohihah karya Al Imam Al Albani, 2.898)
Alloh pun menegaskan dalam surat Al Isro’ bahwa perkataan “uh” atau “ah” terhadap orang tua saja dilarang apalagi yang lebih dari itu. Dalam ayat itu pula dijelaskan perintah untuk berbuat baik pada orang tua.
Sekarang kita ketahui bersama apa arti penting dan keutamaan berbakti pada orang tua. Kita ingat kembali, betapa sering kita membuat marah dan menangisnya orang tua? Betapa sering kita tidak melaksanakan perintahnya? Memang tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Alloh, akan tetapi bagaimana sikap kita dalam menolak itupun harus dengan cara yang baik tidak serampangan. Bersegeralah kita meminta maaf pada keduanya, ridho Alloh tergantung pada ridho kedua orangtua.
 Berbakti kepada orang tua adalah akhlaq para Nabi dan perangai para sholihin. Ia merupakan salah satu sebab yang menjadikan musibah terasa ringan, turunnya barokah dan terkabulnya do’a-do’a. Karenanya pula dada akan terasa lapang dan kehidupan terasa nyaman.
Lalu, Bagaimana Cara Kita Berbakti pada Orang Tua???
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafizhahullah menerangkan dalam Kitabnya ” Kitab Birrul Walidain, edisi Indonesia Berbakti Kepada Kedua Orang Tua, Penerbit Darul Qolam – Jakarta”
Bentuk-Bentuk Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua Adalah :
Pertama.
Bergaul dengan keduanya dengan cara yang baik. Di dalam hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan bahwa memberikan kegembiraan kepada seorang mu’min termasuk shadaqah, lebih utama lagi kalau memberikan kegembiraan kepada kedua orang tua kita.
Dalam nasihat perkawinan dikatakan agar suami senantiasa berbuat baik kepada istri, maka kepada kedua orang tua harus lebih dari kepada istri. Karena dia yang melahirkan, mengasuh, mendidik dan banyak jasa lainnya kepada kita.
Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa ketika seseorang meminta izin untuk berjihad (dalam hal ini fardhu kifayah kecuali waktu diserang musuh maka fardhu ‘ain) dengan meninggalkan orang tuanya dalam keadaan menangis, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Kembali dan buatlah keduanya tertawa seperti engkau telah membuat keduanya menangis” [Hadits Riwayat Abu Dawud dan Nasa’i] Dalam riwayat lain dikatakan : “Berbaktilah kepada kedua orang tuamu” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]
Kedua.
Yaitu berkata kepada keduanya dengan perkataan yang lemah lembut. Hendaknya dibedakan berbicara dengan kedua orang tua dan berbicara dengan anak, teman atau dengan yang lain. Berbicara dengan perkataan yang mulia kepada kedua orang tua, tidak boleh mengucapkan ‘ah’ apalagi mencemooh dan mencaci maki atau melaknat keduanya karena ini merupakan dosa besar dan bentuk kedurhakaan kepada orang tua. Jika hal ini sampai terjadi, wal iya ‘udzubillah.
Kita tidak boleh berkata kasar kepada orang tua kita, meskipun keduanya berbuat jahat kepada kita. Atau ada hak kita yang ditahan oleh orang tua atau orang tua memukul kita atau keduanya belum memenuhi apa yang kita minta (misalnya biaya sekolah) walaupun mereka memiliki, kita tetap tidak boleh durhaka kepada keduanya.
Ketiga.
Tawadlu (rendah diri). Tidak boleh kibir (sombong) apabila sudah meraih sukses atau mempunyai jabatan di dunia, karena sewaktu lahir kita berada dalam keadaan hina dan membutuhkan pertolongan. Kedua orang tualah yang menolong dengan memberi makan, minum, pakaian dan semuanya.
Seandainya kita diperintahkan untuk melakukan pekerjaan yang kita anggap ringan dan merendahkan kita yang mungkin tidak sesuai dengan kesuksesan atau jabatan kita dan bukan sesuatu yang haram, wajib bagi kita untuk tetap taat kepada keduanya. Lakukan dengan senang hati karena hal tersebut tidak akan menurunkan derajat kita, karena yang menyuruh adalah orang tua kita sendiri. Hal itu merupakan kesempatan bagi kita untuk berbuat baik selagi keduanya masih hidup.
Keempat.
Yaitu memberikan infak (shadaqah) kepada kedua orang tua. Semua harta kita adalah milik orang tua. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala surat Al-Baqarah ayat 215.
“Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka infakkan. Jawablah, “Harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu bapakmu, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Dan apa saja kebajikan yang kamu perbuat sesungguhnya Allah maha mengetahui”
Jika seseorang sudah berkecukupan dalam hal harta hendaklah ia menafkahkannya yang pertama adalah kepada kedua orang tuanya. Kedua orang tua memiliki hak tersebut sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat Al-Baqarah di atas. Kemudian kaum kerabat, anak yatim dan orang-orang yang dalam perjalanan. Berbuat baik yang pertama adalah kepada ibu kemudian bapak dan yang lain, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut.
“Artinya : Hendaklah kamu berbuat baik kepada ibumu kemudian ibumu sekali lagi ibumu kemudian bapakmu kemudian orang yang terdekat dan yang terdekat” [Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad No. 3, Abu Dawud No. 5139 dan Tirmidzi 1897, Hakim 3/642 dan 4/150 dari Mu’awiyah bin Haidah, Ahmad 5/3,5 dan berkata Tirmidzi, “Hadits Hasan”]
Sebagian orang yang telah menikah tidak menafkahkan hartanya lagi kepada orang tuanya karena takut kepada istrinya, hal ini tidak dibenarkan. Yang mengatur harta adalah suami sebagaimana disebutkan bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita. Harus dijelaskan kepada istri bahwa kewajiban yang utama bagi anak laki-laki adalah berbakti kepada ibunya (kedua orang tuanya) setelah Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan kewajiban yang utama bagi wanita yang telah bersuami setelah kepada Allah dan Rasul-Nya adalah kepada suaminya. Ketaatan kepada suami akan membawanya ke surga. Namun demikian suami hendaknya tetap memberi kesempatan atau ijin agar istrinya dapat berinfaq dan berbuat baik lainnya kepada kedua orang tuanya.
Kelima.
Mendo’akan orang tua. Sebagaimana dalam ayat “Robbirhamhuma kamaa rabbayaani shagiiro” (Wahai Rabb-ku kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku diwaktu kecil). Seandainya orang tua belum mengikuti dakwah yang haq dan masih berbuat syirik serta bid’ah, kita harus tetap berlaku lemah lembut kepada keduanya. Dakwahkan kepada keduanya dengan perkataan yang lemah lembut sambil berdo’a di malam hari, ketika sedang shaum, di hari Jum’at dan di tempat-tempat dikabulkannya do’a agar ditunjuki dan dikembalikan ke jalan yang haq oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Apabila kedua orang tua telah meninggal maka :
Yang pertama : Kita lakukan adalah meminta ampun kepada Allah Ta’ala dengan taubat yang nasuh (benar) bila kita pernah berbuat durhaka kepada kedua orang tua sewaktu mereka masih hidup.
Yang kedua : Adalah mendo’akan kedua orang tua kita.
Dalam sebuah hadits dla’if (lemah) yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ibnu Hibban, seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Apakah ada suatu kebaikan yang harus aku perbuat kepada kedua orang tuaku sesudah wafat keduanya ?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya, kamu shalat atas keduanya, kamu istighfar kepada keduanya, kamu memenuhi janji keduanya, kamu silaturahmi kepada orang yang pernah dia pernah silaturahmi kepadanya dan memuliakan teman-temannya” [Hadits ini dilemahkan oleh beberapa imam ahli hadits karena di dalam sanadnya ada seorang rawi yang lemah dan Syaikh Albani Rahimahullah melemahkan hadits ini dalam kitabnya Misykatul Mashabiih dan juga dalam Tahqiq Riyadush Shalihin (Bahajtun Nazhirin Syarah Riyadush Shalihin Juz I hal.413 hadits No. 343)]
Sedangkan menurut hadits-hadits yang shahih tentang amal-amal yang diperbuat untuk kedua orang tua yang sudah wafat, adalah :
[1] Mendo’akannya
[2] Menshalatkan ketika orang tua meninggal
[3] Selalu memintakan ampun untuk keduanya.
[4] Membayarkan hutang-hutangnya
[5] Melaksanakan wasiat yang sesuai dengan syari’at.
[6] Menyambung tali silaturrahmi kepada orang yang keduanya juga pernah menyambungnya
[Diringkas dari beberapa hadits yang shahih]
Sebagaimana hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sahabat Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma.
“Artinya : Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya termasuk kebaikan seseorang adalah menyambung tali silaturrahmi kepada teman-teman bapaknya sesudah bapaknya meninggal” [Hadits Riwayat Muslim No. 12, 13, 2552]
Dalam riwayat yang lain, Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma menemui seorang badui di perjalanan menuju Mekah, mereka orang-orang yang sederhana. Kemudian Abdullah bin Umar mengucapkan salam kepada orang tersebut dan menaikkannya ke atas keledai, kemudian sorbannya diberikan kepada orang badui tersebut, kemudian Abdullah bin Umar berkata, “Semoga Allah membereskan urusanmu”. Kemudian Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhumua berkata, “Sesungguhnya bapaknya orang ini adalah sahabat karib dengan Umar sedangkan aku mendengar sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Artinya : Sesungguhnya termasuk kebaikan seseorang adalah menyambung tali silaturrahmi kepada teman-teman ayahnya” [Hadits Riwayat Muslim 2552 (13)]
Tidak dibenarkan mengqadha shalat atau puasa kecuali puasa nadzar [Tamamul Minnah Takhrij Fiqih Sunnah hal. 427-428, cet. III Darul Rayah 1409H, lihat Ahkamul Janaiz oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani hal 213-216, cet. Darul Ma’arif 1424H]
Ketika orang tua telah berusia senja.
Pada saatnya, usia juga yang membatasi kepawaian seorang ibu mengasuh anaknya. Kasih ibu, memang tak dapat dihentikan sang waktu. Namun sebagai manusia, kekuatannya tidak pernah abadi. Akhirnya, sang ibu harus melalui juga masa-masa yang belum pernah dibayangkan selama ini. Kulitnya mulai keriput, tenaganya mulai jauh berkurang, tulang-tulangnyapun mulai terasa rapuh, suaranya berubah menjadi sengau, tak mampu menyetabilkan nada yang keluar. Saat itulah, ia mulai sangat membutuhkan belaian kasih sang anak. Ia mulai memerlukan adanya orang lain di sisinya, untuk menyelesaikan segala hal, termasuk pekerjaan-pekerjaan ringan sekalipun, yang selama ini bisa dia selesaikan seorang diri. Saat itulah, bakti seorang anak menjadi suatu hal yang teramat dibutuhkan:
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:”Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (Al-Isra : 23-24)
Saat usia semakin tua, bisa jadi kepekaan seorang ibu bertambah. Ia lebih mudah tersinggung, lebih mudah melampiaskan amarahnya, lebih mudah tersentuh hatinya hanya oleh kata-kata atau ucapan, yang bila itu diucapkan seorang anak di waktu mudanya, tidak akan diperdulikan sama sekali. Oleh sebab itu, Al-Qur’an memberikan bimbingan yang demikian santun, agar seorang anak membiasakan diri berbicara dan bersikap secara mulai, santun dan terpuji, terhadap kedua orang tuanya, terutama sekali ibunya.
Suatu hari, Rasulullah naik ke atas mimbar, lalu beliau berkata: “Amin, amin, amin.” Kontan, seorang Sahabat bertanya: “Kenapa engkau mengucapkan amin, amin dan amin, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Tadi datang Jibril menemuiku, lalu ia berkata: “Barangsiapa yang menjumpai bulan Ramadhan, lalu ia tidak mendapatkan ampunan Allah, maka ia pasti masuk Neraka. Jauhilah hamba-Mu ini dari siksa Neraka.” Akupun berkata: ‘Amin.’ Lalu Jibril berkata lagi: “Barangsiapa yang mendapatkan salah seorang dari kedua orang tuanya, atau keduanya, pada saat mereka sudah berusia lanjut, namun ia tidak berkesempatan berbakti kepada mereka, maka ia pasti masuk Neraka. Jauhilah hamba-Mu ini dari siksa Neraka.” Akupun berkata: ‘Amin.’ Lalu Jibril berkata lagi: “Barangsiapa yang mendengar namaku (Nabi Muhammad) disebutkan, lalu ia tidak membaca shalawat untukku, maka bila ia mati, ia pasti masuk Neraka. Jauhilah hamba-Mu ini dari siksa Neraka.” Akupun berkata: ‘Amin. (Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban (904, oleh Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad (646) dan Ibnu Khuzaimah (1888)
Saat Ibunda Telah Wafat
Ada beberapa wujud manefestasi cinta kasih kepada sang bunda, yang masih dapat kita lakukan saat sang bunda sudah terlebih dahulu meninggalkan dunia ini. Semua bentuk implementasi cinta kasih itu pada dasarnya lebih bersifat tugas dan kewajiban kita. Dengan atau tanpa muatan cinta kasih, semua tugas itu harus kita pikul. Namun adalah kenistaan, bila kita melaksanakan semuanya tanpa landasan cinta kepadanya. Berikut ini, penulis paparkan beberapa di antaranya:
Pertama: Melaksanakan perjanjian dan pesan sang bunda.
Diriwayatkan dari Syaried bin Suwaid Ats-Tsaqafi, bahwa ia menuturkan, “Wahai Rasulullah! Ibuku pernah berpesan kepadaku untuk memerdekakan seorang budak wanita yang beriman. Aku memiliki seorang budah wanita berkulit hitam. Apakah aku harus memerdekakannya?” “Panggil dia.” Sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Saat wanita itu datang, beliau bertanya, “Siapa Rabbmu?” Budak wanita itu menjawab, “Allah.” “Lalu, siapa aku?” Tanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lagi. Wanita itu menjawab, “Engkau adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.” Beliaupun bersabda, “Merdekakan dia. Karena dia adalah wanita mukminah” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan An-Nasaai.)
Kedua: Mendoakan sang ibu, membacakah shalawat dan memohonkan ampunan baginya.
Ibnu Rabi’ah meriwayatkan: Saat kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, tiba-tiba datanglah seorang lelaki dari kalangan Bani Salamah bertanya, “Wahai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam! Apakah masih tersisa bakti kepada kedua orang tuaku setelah mereka meninggal dunia?” Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menjawab, “Ya. Bacakanlah shalat untuk mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, tunaikan perjanjian mereka, peliharalah silaturahim yang biasa dipelihara kala mereka masih hidup, juga, hormati teman-teman mereka” (Diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrak IV : 155, dan beliau berkata, “Hadits ini shahih berdasarkan system periwayatan Al-Bukhari dan Muslim, namun keduanya tidak mengeluarkan hadits tersebut. Adz-Dzahabi berkata, “Shahih.”)
Abu Hurairah meriwayatkan: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya, Allah Azza wa Jalla bisa saja mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di Surga kelak. Si hamba itu akan bertanya, “Ya Rabbi, bagaimana aku bisa mendapatkan derajat sehebat ini?” Allah berfirman, “Karena permohonan ampun dari anakmu” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ath-Thabrani dalam Al-Awsath. Disebutkan oleh Al-Haitsami dalam Majma’uz Zawaa-id X : 210.)
Salah satu dari tanda cinta kasih kita kepada ibu adalah munculnya pengharapan agar si ibu selalu hidup berbahagia. Bila ia sudah meninggal dunia, kita juga senantiasa mendoakannya, membacakan shalat untuknya serta memohonkan ampunan untuknya. Semua perbuatan tersebut bukanlah hal-hal yang remeh. Dan juga, amat jarang anak yang mampu secara telaten melakukan semua kebajikan tersebut. Padahal, ditinjau dari segi kelayakan, dan segi kesempatan serta kemampuan, sudah seyogyanya setiap anak berusaha melakukannya. Dari kwantitas, semua amalan tersebut tidak membutuhkan banyak waktu. Sekadar perhatian dan kesadaran, yang memang sangat dituntut. Bila seorang anak merasa sangat kurang berbakti kepada kedua orang tuanya, inilah kesempatan yang masih terbuka lebar, untuk menutupi kekurangan tersebut, selama hayat masih dikandung badan.
Ketiga: Memelihara hubungan baik, dengan teman dan kerabat ibu.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa yang tetap ingin menjaga hubungan silaturahim dengan ayahnya yang sudah wafat, hendaknya ia menjaga hubungan baik dengan teman-teman ayahnya yang masih hidup” (Diriwayatkan oleh Abu Ya’la. Lihat penjelasannya dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah nomor 1342.)
Keempat: Melaksanakan beberapa ibadah untuk kebaikan sang ibu.
Sa’ad bin Ubadah pernah bertanya, “Ibuku sudah meninggal dunia. Sedekah apa yang terbaik, yang bisa kulakukan untuknya?” Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menjawab, “Air. Gali saja sumur. Lalu katakan: ‘pahala penggunaan sumur ini, untuk ibu Saad (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan An-Nasaa-ie.)
Mari kita  lihat, Bagaimama teladan dari para salafush-shalih dalam berbakti kepada orang tua.
Berbakti kepada orang tua adalah akhlaq para Nabi dan perangai para sholihin. Ia merupakan salah satu sebab yang menjadikan musibah terasa ringan, turunnya barokah dan terkabulnya do’a-do’a. Karenanya pula dada akan terasa lapang dan kehidupan terasa nyaman.
  1. Ibnu ‘Umar Rodhiyallohu ‘anhuma pernah berkata kepada seorang laki-laki, “Apakah kamu takut masuk neraka dan ingin masuk surga?” Laki-laki itu menjawab, “Tentu.” Ibnu ‘Umar Rodhiyallohu ‘anhuma berkata, “Berbaktilah pada ibumu. Demi Alloh, sekiranya kamu lemah lembut dalam berbicara kepadanya dan memberinya makan, niscaya kamu benar-benar akan masuk surga, selama kamu menjauhi dosa-dosa besar.” (Jami’ Al-’Ulum Wa Al-Hikam, 1/170.)
  2. Muhammad bin Al-Munkadir Rohimahulloh pernah meletakkan pipinya di tanah, kemudian berkata kepada ibunya, “Ibuku, berdiri dan letakkanlah kaki ibu di atas pipiku.” (Nuzhah Al-Fudhola’, 2/806.) 
  3. Ibnu Al-Munkadir Rohimahulloh juga pernah berkata, “Saudaraku, ‘Umar menghabiskan malamnya dengan sholat, sedangkan aku menghabiskan malamku dengan mengelus-elus kaki ibuku, dan aku tidak ingin malamku itu diganti dengan malam saudaraku.” (Nuzhah Al-Fudhola’, 2/609)
  4. Dari Muhammad bin Sirin Rohimahulloh, dia berkata, “Pada masa ‘Utsman bin Affan, harga pohon kurma mencapai seribu dirham. Usamah menuju suatu pohon kurma, lalu menggigitnya dan mengeluarkan daging pohon kurma yang paling lunak, kemudian menghidangkannya untuk ibunya. Orang-orang berkata kepadanya, “Apa yang membuatmu melakukan hal ini, sementara kamu tahu bahwa harga pohon kurma sampai seribu dirham?” Dia menjawab, “Karena ibuku memintanya, dan tidaklah beliau meminta sesuatu kepadaku yang aku mampu, melainkan aku pasti akan memberikan itu kepadanya.””(Birr Al-Walidain, hal. 29.)
  5. Dari Abu Burdah, dia berkata, “Aku pernah mendengar ayahku bercerita, bahwa dia pernah melihat Ibnu ‘Umar dan seorang laki-laki dari Yaman yang sedang menggendong ibunya melakukan thowaf di Baitulloh, laki-laki itu berkata,
    Sesungguhnya aku adalah untanya yang ditundukkan

    Jika ia mengejutkan sanggurdinya, niscaya aku tidak akan terkejut

    Kemudian dia berkata, “Wahai Ibnu ‘Umar, apakah kamu berpendapat bahwa aku telah membalas ibuku?” Ibnu ‘Umar menjawab, “Tidak, meskipun hanya sehela nafas (keletihan)nya..” Kemudian Ibnu ‘Umar berthowaf hingga sampai maqom, lalu sholat dua roka’at, kemudian berkata, “Wahai Ibnu Abu Musa, sesungguhnya setiap dua roka’at dapat menghapus dosa-dosa yang ada di depan kedua orang tua.” [Al-Adab Al-Mufrod, bab Jaza’ Al-Walidain, hal. 17.]
  6. Dari Abu Hazim, bahwa Abu Murroh, mantan sahaya Ummu Hani’, putri Abu Tholib, telah mengabarkan kepadanya, bahwa dia pernah naik kendaraan bersama Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘anhu ke kampungnya di al-Aqiq. Tatkala dia sampai di daerahnya, maka dia berteriak kencang, “Semoga keselamatan, Rahmat Alloh dan KeberkahanNya terlimpahkan kepadamu wahai ibuku!” Kemudian ibunya menyahut, “Semoga keselamatan, Rahmat Alloh dan KeberkahanNya juga terlimpahkan kepadamu.” Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘anhu berkata kembali, “Semoga Alloh merahmatimu sebagaimana engkau telah mendidikku tatkala aku masih kecil.” Ibunya menimpali, “Demikian juga engkau wahai anakk. Semoga Alloh membalasmu dengan kebaikan dan meridhoimu sebagaimana engkau telah berbakti kepadaku di kala aku telah tua.” [Al-Adab Al-Mufrod, hal. 17.]
  7. Abu Bakar ‘Ayyasy berkata, “Aku pernah duduk bersama Manshur di rumahnya. Kala itu ibunya yang keras berteriak kepadanya seraya mengatakan, “Wahai Manshur, Ibnu Hubairoh menginginkanmu menjadi qodhi, kenapa kamu menolaknya?” Mendengar hardikan ibunya Manshur hanya menunduk tanpa melihat kepada ibunya.” [Al-Birr Wa Ash-Shilah, Ibnul Jauzi.]
  8. Haiwah bin Syuroih, salah seorang imam kaum Muslimin, pernah suatu hari duduk di halaqohnya untuk mengajarkan ilmu kepada orang-orang. Tiba-tiba ibunya berkata kepadanya, “Bangkitlah wahai Haiwah, taburkanlah gandum untuk ayam kita.” Maka dia pun bangkit dan meninggalkan taklimnya. [Al-Birr Wa Ash-Shilah, Ibnul Jauzi.]
  9. Dari Ibnu ‘Aun, bahwa pada suatu saat ibunya memanggilnya, maka dia pun menjawab panggilan sang ibu. Ternyata suaranya melebihi suara ibunya, karena itu dia pun memerdekakan dua budak.” [Nuzhah Al-Fudhola’, 2/656.]
  10. Pada suatu hari Ibnu Al-Hasan At-Tamimi Al-Bashri hendak membunuh seekor kalajengking. Kalajengking tersebut masuk ke dalam sarangnya. Maka dia memasukkan jari-jarinya ke lubang sarang tersebut, sehingga kalajengking itu menyengatnya. Lalu dia berkata kepada kalajengking itu, “Aku khawatir kamu keluar lalu menghampiri ibuku untuk menyengatnya.” [Nuzhah Al-Fudhola’, 2/653.]
  11. ‘Abdulloh bin Ja’far Al-Marwazi berkata, “Aku pernah mendengar Bundar mengatakan, “Suatu ketika aku hendak pergi untuk suatu perjalanan, namun ibuku melarangku, maka aku pun menaatinya (untuk tidak pergi), dan ternyata aku mendapat berkah karenanya.”” [Nuzhah Al-Fudhola’, 2/989.]
  12. Al-Ma’mun berkata, “Aku tidak pernah melihat seorang anak yang lebih berbakti kepada ayahnya daripada Al-Fadhl bin Yahya. Baktinya tersebut sampai pada suatu keadaan di mana Yahya (ayahnya) tidak pernah berwudhu kecuali dengan air hangat. Kala itu dia sedang di penjara, lalu para penjaga penjara melarang keduanya memasukkan kayu bakar di malam yang sangat dingin, maka ketika Yahya mulai tidur, Al-Fadhl mengisi air di botol, kemudian menghangatkan air tersebut dengan mendekatkannya ke api lampu. Dia terus berdiri memegang botol tersebut hingga pagi hari.”
    Selain Al-Ma’mun menceritakan, bahwa para penjaga penjara mengetahui apa yang dilakukan oleh Al-Fadhl yang mendekatkan api lampu untuk menghangatkan air. Sehingga mereka melarang orang-orang yang ada di penjara untuk menyalakan lampu di malam berikutnya. Maka Al-Fadhl memenuhi botol dengan air, kemudian dia bawa ke tempat tidurnya, dan dia tempelkan pada perutnya hingga air itu menjadi hangat. [Al-Birr Wa Ash-Shilah, Ibnul Jauzi]
  13. Muhammad bin ‘Abdurrohman bin Abu Az-Zinad adalah seseorang yang sangat berbakti kepada ayahnya. Suatu kali ayahnya memanggil, “Wahai Muhammad.” Ternyata dia tidak menyahut hingga datang kepada ayahnya dalam keadaan kepala tertunduk lalu menyahutinya. Sang ayah kemudian menyuruhnya melakukan suatu keperluannya. Dia langsung menyanggupinya tanpa bertanya-tanya karena ta’zhim kepadanya, hingga dia bertanya kepada orang lain yang paham tentangnya. [Al-Birr Wa Ash-Shilah, Ibnul Jauzi.]
  14. Dari Anas bin An-Nadhr Al-Asyja’i, dia berkata, “Pada suatu malam ibu Ibnu Mas’ud pernah meminta air minum kepadanya. Tatkala Ibnu Mas’ud datang membawakan air kepadanya, ternyata dia mendapati ibunya sudah tidur, maka dia tetap memegang air tersebut di dekat kepala ibunya hingga pagi hari.” [Birr Al-Walidain, Ibnu Al-Jauzi, 1/5.]
Sungguh betapa kita masih sangat jauh dalam bertauladan kepada para Salafush Sholeh, terutama dalam hal Birrul Walidain. Tapi, hendaknya kita terus berusaha untuk menjadi anak-anak yang sholeh, yang mengerti agama Islam dengan benar, sehingga Ilmu Islam kita tersebut bisa bermanfaat bagi kita untuk memperbaiki terus bakti kita kepada ayah dan ibu, aby dan ummy, papi dan mami kita hingga sempurna dan memperoleh Ridho Alloh ‘Azza wa Jalla. Jangan pernah menyerah dan malu untuk memperbaiki kesalahan kita. Semoga Alloh memberi Hidayah kepada kita semua dan semoga Alloh menjadikan kita orang-orang yang berbakti kepada kedua orang tua kita…Aamiin
Referensi :
  1. Ghalib bin Sulaiman Al-Harbi, “Sungguh Merugi Siapa Yang Mendapati Orang tuanya Masih Hidup Tapi Tidak Meraih Surga” Penerbit: Darul Haq, hal. 39-44.
  2. Ustadz Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, “Kitab Birrul Walidain, edisi Indonesia Berbakti Kepada Kedua Orang Tua”, Penerbit Darul Qolam – Jakarta”
Sumber :
Dipublikasi di Dakwah | Meninggalkan komentar

Daurah dan Tabligh Akbar Imam Syafi’i V se-Sumatera di Padang

Jangan Lewatkan!!!
TABLIGH AKBAR-Gratis dan Terbuka untuk Umum

  1. “JIWA SELAMAT, USAHA SUKSES, HARTA BAROKAH”

    Bersama Ust. Dr. Muhammad Arifin Badri, MA
    (Doktor lulusan Universitas Islam Madinah, S3, Fikih)

    Jadwal : ahad, 24 Juni 2012 pukul 08.00 – 12.00 WIB (open registrasi 07.30)
    Tempat : Mesjid Istiqomah, Padang (Simpang 3 Lampu Merah Sawahan-Jati)

  2. “SEMANGAT MENYAMBUT RAMADHAN”

    bersama Ust. Dr. Muhammad Nur Ikhsan, MA.
    (Doktor lulusan Universitas Islam Madinah, S3, Aqidah)

    Jadwal : Sabtu, 30 Juni 2012 pukul 08.00 – 15.00
    Tempat : Mesjid Nurul Iman, Padang

Sumber :
http://dareliman.or.id/ 

Dipublikasi di Dakwah | Meninggalkan komentar